NaikMotor – Di tengah lesunya pasar otomotif, pendapatan perusahaan Adira Finance naik 9% pada Januari-September 2024. Ditopang oleh pengajuan pembiayaan non otomotif yang masih stabil.
Ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut, sehingga Indonesia juga menghadapi tantangan serupa. Terutama dari pelemahan kinerja manufaktur dan penurunan jumlah masyarakat kelas menengah, yang berpotensi menekan laju pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal III-2024.
Seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang masih menantang, kinerja industri otomotif di Indonesia juga masih melesu hingga September 2024. Penjualan ritel mobil baru menurun sebesar 12% y/y menjadi 657 ribu unit. Sementara itu, penjualan sepeda motor baru sedikit meningkat sebesar 5% y/y menjadi 4,7 juta unit.
“Adira Finance membukukan penurunan pada pembiayaan baru sebesar 9% y/y menjadi Rp27,8 triliun sepanjang 9M24, terutama disebabkan oleh penurunan segmen otomotif
seiring dengan kondisi industri otomotif yang saat ini sedang melesu. Namun demikian, Perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan positif pembiayaan baru di segmen non-otomotif, mencapai Rp 6,8 triliun, dimana pembiayaan multiguna berkontribusi terbesar dalam pembiayaan non- otomotif. Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tumbuh sebesar 7% y/y menjadi Rp56,6 triliun.” ujar Dewa Made Susila, Direktur Utama Adira Finance.
Selain itu, Perusahaan mencatatkan pembiayaan baru di segmen syariah sebesar Rp5,9 triliun atau mewakili 21% dari total pembiayaan baru. Di sisi lain, sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi bersih di Indonesia, Adira Finance juga menyediakan pembiayaan untuk kendaraan listrik (EV), mencakup sepeda motor dan mobil. Pada 9M24, Adira Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan baru EV mencapai Rp290 miliar.