Merespons hal tersebut, Menparekraf Sandiaga berupaya membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya komunitas. Karena prinsip Menteri Sandiaga yang utama adalah kolaborasi. Di mana bergerak dan tumbuh bersama jauh lebih optimal dibandingkan bergerak secara individu. Ini juga diimplementasikan di dalam pemerintah, yang memerlukan peran pentahelix dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Masa depan musik dan ekonomi kreatif kita ada di tangan komunitas karena pemerintah nggak bisa bergerak sendiri, pemerintah butuh kreativitas tanpa batas dari komunitas,” kata Sandiaga.
Tahapan Festival KAMU AKU 2025 ini lebih komprehensif karena karya musik tidak hanya di-submit saja, namun juga diproduksi dengan standar industri, didistribusikan secara digital, dan dikelola royaltinya, dan ditampilkan dalam konser besar.
Festival KAMU AKU 2025 berkolaborasi dengan FESMI (Federasi Serikat Musisi Indonesia), UniSadhuguna International College (UIC) Jakarta, dan RSJ Marzoeki Mahdi Heritage Golf Field Bogor.
Dimana peran UIC College sebagai inkubator komunitas musik untuk terjun di industri musik. Yang menyediakan fasilitas rekaman, mixing, mastering sampai dengan distribusi musik digital. Juga menyediakan kurikulum pelatihan dan master class di bidang branding dan marketing musik.
Sementara FESMI berperan untuk mengelola kesejahteraan artis-artis yang dihasilkan oleh festival ini. Yakni musisi tersebut bisa bergabung menjadi anggota FESMI dan dikelola keartisannya di organisasi FESMI.
Dalam kaitannya dengan peran medical treatment bagi pasien dengan mental health issue. Para peserta Festival KAMU AKU didorong untuk menghasilkan karya yang mengangkat konsep tentang kesehatan mental. Serta membuat karya musik untuk terapi mental, karena bidang musik terapi saat ini sedang menjadi tren positif.
“Terima kasih atas kolaborasinya dan mudah-mudahan ini bisa membuka banyak peluang usaha dan lapangan kerja,” ujar Sandiaga Uno. (Alvito/Contrib/NM)