Jakarta (naikmotor) – Percaya atau tidak, sistem aerodinamika di kendaraan balap atau kompetisi, biasanya dibangun untuk memodifikasi aliran udara yang melewati bodi motor. Menguntungkan bagi pembalap yang menggunakannya, namun tidak menguntungkan pembalap yang terkenal efek modifikasi aliran udara di belakangnya.
Di mobil Formula 1, tiap tim diperbolehkan melakukan itu, karena memang bagian dari kompetisi. Serta ada beberapa trik untuk membuat pembalap bisa melewatinya, seperti teknologi saya fleksibel alias Drag Reduction System (DRS). Tapi di untuk motor, rasanya akan sulit teraplikasikan.
Faktanya sekarang, tim-tim besar di MotoGP juga sudah mulai mengaplikasi komponen yang memodifikasi aliran udara itu. Ducati, Yamaha, Honda dan Suzuki, bahkan sudah punya model sayap atau winglet yang bisa saja digunakan sewaktu-waktu. Seperti yang terlihat pada motor Marc Marquez saat melakukan tes resmi di Jerez, Spanyol pada Senin (25/4/2016) lalu.
Ia menggunakan tiga tingkat sayap pada motornya, jadi totalnya ada 6 sayap kecil. Artinya, eksplorasi komponen tersebut sudah mulai intens dilakukan tim pabrikan. Namun sebagian besar pembalap menganggapnya sebagai teknologi yang harusnya ditiadakan.
Cal Crutchlow sudah menuturkan bahwa modifikasi aliran udara sedemikian rupa pada pembalap yang menggunakan sayap itu, cukup positif. Tapi bagi pembalap lain, ini cukup negatif. Slipstreami alias menguntit pembalap lain di belakang sudah sangat sulit, karena turbulensi udara dari motor di depannya jadi lebih liar.
Valentino Rossi dan Marc Marquez juga menegaskan hal itu. Mereka bahkan lebih senang menggunakan motor tanpa sayap ketimbang menggunakan sayap. Mengingat kompetisi antar pembalap bisa buyar.
Sayangnya hingga sekarang, divisi teknis MotoGP belum melarang komponen tersebut. Bagaimana dengan musim depan? kita tunggu saja info selanjutnya. (Spy/NM)
