“Kami percaya industri otomotif akan mendukung kesuksesan pemerintah dalam menurunkan emisi CO2 dari sektor transportasi melalui berbagai cara. Salah satunya dengan implementasi flexy engine. Artinya sebuah kendaraan bisa menggunakan penggerak lsitriK juga berbahan bakar nabati, sehingga disebut hibrida. Jadi nantinya ini ideal yang polusinya hampir tidak ada tapi infrastruktur seperti SPBU masih beroperasi. Ini merupakan salah satu solusi baik, karena konsumen ragu dan bertanya kelengkapan ekosistem kendaraan lsitrik,” tambahnya.
Agus Tjahajana juga memaparkan bahwa transisi ke kendaraan listrik saat ini juga tetap diupayakan pemerintah melalui ragam cara. Tapi pilihan-pilihan terhadap solusi untuk mengurangi CO2 tetap terbuka lebar. (Alvito/Contrib/NM)