Jerez (naikmotor) – Sebagai jurnalis senior di balap MotoGP, Mat Oxley punya pandangan tersendiri tentang kepindahan Jorge Lorenzo ke tim Ducati. Ada tiga alasan besar menurutnya yang mempengaruhi keputusannya, yaitu joy (mainan baru dan performa motor), ego (juara dunia di Ducati yang tidak bisa dilakukan Valentino Rossi) dan money (mahar besar yang menunggunya dari Ducati).
Tiga alasan besar ini pun Ia rincikan cukup detail. Alasan pertama yaitu tentang performa motor Ducati. Jika mengacu pada perubahan besar yang dilakukan oleh Gianluigi Dall’Igna pada mesin yang difabrikasi di Borgo Panigale, Italia itu, dua musim terakhir sudah cukup bersahabat bagi pembalap dengan gaya balap soft seperti Andrea Dovizioso.
Ini jelas jadi patokan, apalagi dalam tiga putaran pertama, jika Andrea Dovizioso tidak terjatuh dalam dua insiden di dua race, Ia pastinya akan berada di dua posisi teratas. Artinya dengan Dovizioso saja, Ducati mampu melakukan itu, apalagi dengan Lorenzo yang notabene punya feeling dan gaya balap yang lebih agresif ketimbang Dovi.
Oxley menilai, bahwa dulu Ducati memang intim dengan karakter diabolical atau motor yang menyiksa rider-nya. Motor ini memaksa pembalap harus mengendarainya dengan cara yang superagresif dan menguras tenaga. Tak heran jika Casey Stoner harus menderita penyakit kekurangan kadar laktosa dan terkadang harus muntah dan mual usai balapan saat masih aktif bersama Ducati.
Sejak Gigi masuk ke tim tersebut dan mengubah platform Ducati, motor yang dulunya terkenal kejam itu pun, mulai menunjukkan hasil bagus. Sekarang, Desmo sudah bisa lebih kencang di tikungan, namu ciri khas kekuatan akselerasinya tidak pernah ditinggalkan.
Hal kedua yang mendasari keputusan Lorenzo adalah soal pencapaian titel juara dunia di tim pabrikan berbeda dan di motor yang tak pernah bisa ditaklukkan oleh Rossi. Dalam 7 dekade balap MotoGP, hanya ada 5 pembalap yang jadi juara dunia dengan motor yang berbeda. Yaitu Geoff Duke (Norton and Gilera), Giacomo Agostini (MV Agusta and Yamaha), Eddie Lawson (Yamaha and Honda), Valentino Rossi (Honda and Yamaha) and Casey Stoner (Ducati and Honda).
Jika Lorenzo sukses menjadi juara bersama Ducati tahun depan, maka Ia akan menjadi satu di antara enam pembalap tersukses yang juara dengan motor yang berbeda. Dan satu hal lagi, Ia akan mengalahkan Rossi dalam hal menaklukkan motor Ducati. Tentunya ini sangat menggoda, apalagi memang usianya masih sangat mumpuni untuk mewujudkan itu.
Hal ketiga adalah tentang uang. Meski tidak ada yang tahu betul berapa jumlah tawaran dari Ducati untuknya, namun dipastikan jumlahnya lebih besar dari tawaran Yamaha untuk tahun depan. Jadi tak ada lagi alasan baginya untuk bertahan di Yamaha. (Spy/NM)