“Saat ini anggota Asosiasi Produsen Knalpot Seluruh Indonesia berjumlah 20 merek yang dapat berpotensi lebih dari 300 merek. Terdapat 20 merek ini sudah menyerap 12 ribu karyawan dengan omset Rp 60 miliyar. Dalam kesempatan ini kami mohon agar dicarikan solusi untuk mencegah semakin banyaknya pengangguran,” ujar Asep Hendro selaku Ketua AKSI.
“Kami berharap Pemerintah bersama AKSI dapat bersinergi merumuskan standarisasi produk knalpot Indonesia agar dapat semakin berkembang. Perlu kami laporkan UMKM khususnya Industri Kreatif Knalpot memiliki kontribusi cukup besar, yaitu perluasan kesempatan kerja,” sambung dia.
“Produk-produk anggota AKSI juga telah dapat menembus pasar luar negeri. Ini bukti bahwa produk Indonesia juga dapat bersaing dengan produk luar negeri dan kedepannya kami harapkan dapat menjadi penguasa pasar di dalam negeri,” tambahnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan pentingnya Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk knalpot “aftermarket”. Yang diproduksi oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Kalau sudah ada SNI maka konsumen tidak lagi takut untuk membeli knalpot ‘aftermarket’, karena sudah terstandardisasi sehingga tidak lagi terkena razia. Nanti ada aturan yang sama yang kita pegang yakni SNI,” ujar Teten dalam acara Demo Day Knalpot Aftermarket.