Jakarta (naikmotor) – Pengalaman setahun di ajang balap Moto2 harus benar-benar dimanfaatkan oleh Rafid Topan Sucipto. Pembalap asal DKI Jakarta ini, akhirnya kembali berlaga di ajang balap dunia, berkat dukungan penuh dari IMI DKI Jakarta, Dyandra Promosindo, Evalube dan KYT.
Namun ada beberapa hal yang membuat banyak anggapan bahwa ekspektasi untuk bisa tampil kompetitif, mungkin akan butuh waktu yang cukup lama. Pasalnya Topan masih berperilaku yang sama dengan pada saat Ia berlaga di balap Moto2 2013, itu akan sedikit menghambatnya untuk beradaptasi pada karakter sirkuit.
Hal ini pernah diungkapkan oleh mantan manajer pembalap yang bernaung di tim QMMF, Dyan Dilato yang juga mantan pembalap nasional. Saat itu Dyan melihat, Topan kurang mengikuti cara pembalap-pembalap top melakukan adaptasi ke sirkuit. Seperti melakukan inspeksi pre condition di trek dan persiapan fisik lainnya.
Mengingat balapan di kelas 600cc dengan komposisi jumlah lap yang cukup banyak, cukup menguras tenaga. Jika tidak bisa menahan durabilitas fisik, maka ini akan jadi bumerang ke diri sendiri. Dari sisi skill, Topan sebenarnya tidak kalah dari pembalap lain, namun untuk adaptasi dengan sirkuit ini yang sedikit agak lamban.
Namun keberangkatannya ke balap CEV Moto2 Spanyol kali ini, memang akan berbeda. Lantaran dukungan yang diberikan kepadanya akan berlangsung selama tiga musim ke depan. Bahkan ada tantangan dari pihak sponsor, jika memang bisa tampil kompetitif, bukan tak mungkin Topan bakal kembali ke balap Moto2 dunia. (Spy/NM)