Dengan motor penggerak bertenaga maksimal 1,7 kW, EM1 memang diperuntukkan untuk kebutuhan transportasi di kota. Dengan dua mode berkendara, Standar dan Econ, EM1 tidak bisa diajak ngebut. Hal ini kami rasakan saat melakukan first ride di area AHM Safety Riding Training Center Cikarang, Kamis (21/12/2023).
Impresi pertama duduk di joknya memang terasa beda ketimbang skuter listrik dari Cina lainnya.Kualitasproduksinya lebih baik termasuk tombol-tombol serta panel instrumennya. Posisi berkendara juga lebih santai dengan ruang gerak kaki dan tangan lebih leluasa. Kesampingkan soal tenaganya, karena untuk mode Standar kami hanya bisa mencapai keceparan 42 km/jam, apalagi, Econ lebih lambat di kisaran 30 km/jam.
Fokus kami lebih kepada kemampuan handling yang ditimbulkanya tak membuat was-was karena terasa kokoh. Diajak meiluk-liuk juga tidak khawatir nyelenong. Intinya fun to ride.Memang untuk bisa merasakannya impresi elektrik ini, butuh adaptasi dulu dalam dua putaran keliling, soal Teknik memutar throttle hingga cara berbeloknya. Apalagi kontruksi bodinya menggunakan roda yang berbeda, ring 12 di depan dan 10”di belakang.
Pengeremannya bisa diandalkan karena menggunakan sistem CBS termasuk saat meelwati turunan, yang kami rasakan adalah mengenai suspensinya. Layaknya skuter untuk komuter tidak membutuhkan suspensi yang berlebih, hanya cukup untuk mengantar jalan. Ini kami rasakan ketika harus naik dan turun untuk melewat genangin air yang disediakan.
Dari impresi ini sudah bisa tergambar, kalaau skuter listrik EM1 e: bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan transportasi di area perkotaan, keliling di sekitar perumahan atau untuk mengantar anak ke sekolah. (Arif/nm)
