Jakarta (naikmotor) – Seri kedua Scooter GP 2016 yang dipentas di areal Sirkuit IIMS Kemayoran sempat dipertanyakan para peserta pada Sabtu (9/4/2016). Pasalnya, mereka melihat sirkuit yang digunakan dianggap tidak layak dari aspek safety dan juga karena memiliki dimensi kecil.
Para pembalap terutama dari luar kota mempertanyakan kelayakan sirkuit menggelar balapan skuter, karena kurang panjang serta banyak tambalan dan kerikil di lintasan. Akhirnya pimpinan lomba, Toddy Andries mengadakan briefing dan mengundang seluruh tim untuk hadir.
“Kita merancang sirkuit dengan kondisi yang ada dan ini sekaligus menjadi konten acara IIMS 2016. Pada prinsipnya sirkuit ini bisa digunakan, tentunya setelah kami juga menyuruh salah satu pembalap senior, Ahmad Black untuk mencobanya dan dilepas bersamaan pada sesi latihan. Dia bilang oke kok om, ya sudah..enggak mungkin saya juga membuat sirkuit yang membahayakan pembalap,” ujar Toddy yang lama bermain dengan sirkuit dadakan.
Toddy mengibaratkan, kalau pada saat dilepas bersamaan banyak yang jatuh, berarti sirkuitnya berbahaya. “Namun bila diumpamakan, perbandingan pembalap dari 50 yang ikut dan jatuh 5, itu namanya wajar dalam balapan artinya masih layak,” tambahnya lagi.
Menurut Toddy, inti persoalannya adalah kepada tim yang ingin memastikan bahwa seri ini masuk dalam perhitungan poin atau tidak.”Daripada saya capek ngomong, saya suruh panitia untuk membuat voting, setuju atau tidaknya seri ini dibuat masuk hitungan poin. Dan hasilnya mayoritas tetap ingin dijadikan poin mengingat persiapan mereka lakukan selama ini menghadapi seri ini,” tandas Toddy.
Namun, Toddy mengisyaratkan bahwa balapan yang awalnya akan dibuat sampai malam, dipastikan tidak akan dilakukan mengingat kondisi pembalap.”Dari sisi lampu memang untuk area tengah agak kurang memadai, namun persoalannya bukan itu juga, tapi adalah bahwa fisik pembalap akan terkuras di sirkuit model ini, patah-patah pendek,” jelasnya.
Sementara Haji Yunus, pemilik tim Pro Scooter Racing team mengatakan, bahwa apapun yang terjadi ini sudah menjadi komitmen bersama dengan tim Vespa Balap Indonesia (VBI) untuk menjadikana sebagai seri poin, bukan fun race. “Saya juga tanya pembalap saya, Agni Herton yang sering ikut Kejurda di trek dadakan, Ia bilang enggak masalah dengan sirkuit. Begitu juga dengan Ahmad Saugi saat latihan bisa menyalip pembalap lainnya. Kita tetap akan balapan dan mendukungseri poin,” sebut Haji Yunus.
“Memang aspalnya berkerikil dan kurang panjang. Ya mending dibuat poin daripada buang-buang waktu. Pekerjaan panitia adalah membersihkan trek,” sebut Jafar Munir pembalap tim AJM Skuter & Prend.
Babak kualifikasi dan race akan dilangsungkan pada Minggu (10/4/2016) mulai dari pagi dengan membagi waktu QTT selama enam menit untuk menentukan 15 grid dan race akan dilihat jumlahnya, antara 8, 10 dan 12. (Arif/Yudistira/nm)