Menurut Latif, sistem e-TLE masih terus dikembangkan seiring berjalannya waktu. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam keselamatan berkendara.
“Jadi tidak harus semua ditilang. Seperti boncengan tiga, tidak menggunakan helm, kita lihat situasi diingatkan suruh turun dulu, suruh ambil, begitu. Tapi kalau sudah sangat membahayakan, ugal-ugalan, pasti kita tilang, itu langkah terakhirnya,” lanjutnya.
“Tilang itu upaya terakhir. Yang penting masyarakat sadar akan pentingnya tertib lalu lintas. Tanpa adanya polisi menilang pun, masyarakat harusnya sudah tertib dengan sendirinya,” pungkasnya. (Awang/Contrib/NM)