Namun menariknya tipe CRF250L ini juga memiliki kelebihan dibandingkan dari tipe Rally. Reza kembali menjelaskan perbedaan keduanya, “Honda CRF250L merupakan produk global yang sudah dipasangkan teknologi EVAP untuk menekan kadar emisi”.
Evap merupakan komponen baru yang berfungsi untuk mengontrol emisi, cara kerja Evap cukup simpel dengan menangkap uap bensin yang terkumpul pada tangki bensin.
Reza melanjutkan penjelasannya mengenai Evap, “Evaporator ini sebagai canister juga, jadi dia menyaring uap yang terkumpul di tangki bensin. Dari uap bensin tersebut dimasukkan ke EVAP, nanti disalurkan kembali ke ruang bakar sebagian kecil yang disaring baru bisa dibuang ke udara bebas, jadi secara emisi yang dibuang lewat evaporator lebih ramah lingkungan dibanding langsung dilepas ke udara bebas”.
Selain menggunakan teknologi Evap Honda CRF250L juga menggunakan sensor LAF, sensor LAF di sini bertujuan untuk membaca kadar oksigen dari hasil pembakaran dan membandingkan dengan kadar oksigen di atmosfir. Agar bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan kebutuhan daya saat itu.
“Sensor LAF ini kalau di mobil biasanya disebut Air Fuel (AF) sensor, prinsipnya sama dengan O2 sensor, hanya saja rentang pembacaannya dan informasi yang dikirim ke ECM (Engine Control Module) lebih lebar, lebih banyak, dan akurat, tujuannya untuk memenuhi regulasi global product emisi,” pungkasnya..
Selain yang sudah dijelaskan di atas Honda CRF250L dan Honda CRF 250Rally juga mempunyai harga yang berbeda untuk harga CRF250L dibanderol dengan harga Rp.79,9 jutaan sedangkan Rally Rp.92jutaan. (Ulwan/Contrib/NM)
