Lia lebih lanjut menjelaskan, jika dalam sehari konsumen menggunakan 2,5 LSP (liter setara pertalite) atau kira-kira jarak 100km, konsumen bisa menghemat biaya bahan bakar hinga Rp5 juta pertahun. Karena harga BBG atau CNG saat ini Rp4.500 per LSP, dibandingkan dengan Pertalite Rp10 ribu per liternya.
Konsekuensi konversi BB memang akan membuat area dek tersita untuk menempatkan tabung gas. Ada 2 tabung gas BBG ditempatkan di sepeda motor (dek) kapasitas total 2,5LSP dengan diameter 14cm dan tinggi 53 cm. Selain itu ada unit untuk pengisian dan konverter, switch mode bahan bakar. “Jadi pengguna masih bisa menggunakan bensin, jika gas habis misalnya,” jelas Lia saat ditemui di Booth PGN di IIMS 2023 di lobby GPN JIExpo Kemayoran, Jakarta, (22/2/2023).
Selain penghematan dalam biaya bahan bakar sebesar 55%, Penggunaan BBG bisa mengurangi polusi gas emisi berbahaya. BBG dianggap lebih ‘aman’ karena komposisinya gas metana yang menguap jika bocor. Lain halnya dengan elpiji dengan propana yang mengambang di atas tanah, rawan terbakar dan ‘meledak’. (Afid/nm)