Nepal (naikmotor) – Perjalanan hari keempat tim ekspedisi bermotor Indonesia ke Himalaya yang didukung Pertamina Enduro, bermaterikan 12 rider mengalami masa sulit. Jalur ekstrem dengan suhu minus ditambah insiden mewarnai perjalanan 40km dari Lette Kagbeni menuju Muktinath di ketinggian 4200 meter.
Jalanan yang harus dilalui pada Senin (14/3/2016) dari Lette didominasi gurun pasir di antara dua gunung yakni di mana sebelah kiri adalah Gunung Dauldagiri dan kanan Gunung Annapurna. Selanjutnya dari Kagbeni menuju Muktinath adalah jalanan dengan diselimuti salju.
Banyak insiden mewarnai perjalanan ini akibat beratnya medan serta penguasaan motor karena posisi rem belakang sebelah kiri. Hampir semua rider bertumbangan termasuk Wijaya Kusuma, team leader yang kesulitan mengusaai motor hingga menabrak bebatuan membuat dadanya memar.
Ganti ban menjadi makanan sehari-hari termasuk cadangan 2 set pelek dan ban sudah terpakai. Trek yang awalnya dianggap enteng ternyata berbalik 180 derajat karena full ekstrem.
Mereka tiba di Muktinath yang berada di lebih ketinggian 4.000 meter dengan disambut hujan salju. Di Muktinath perlu kewaspadaan tinggi karena jalanan nya full batu, gravel, lumpur, batu dan salju. Belum lagi licin karena lumut.
Mobil menunggu di Marpha karena jalur hanya untuk motor. Turunan terjal plus salju mengganggu konsentrasi. 10 dari 12 rider bergantian jatuh. Setelah turun dan salju hilang kita disuguhi jalanan batu, kembali para rider berjatuhan
Menurut Matt, orang Indonesia yang ke Muktinath naik motor baru kali ini. Setelah diskusi dengan Matt, mekanik dan tim lainnya, akhirnya kita putuskan tidak ke Lomanthang (jalur trekking perbatasan Cina – Tibet),” sebut Jaya yang berjalan dengan bantuan pain killer.
“Kami berunding apakah akan meneruskan ke Lomanthang atau tidak. Darah Lomantang masih 40 km lagi, tapi karena cuaca sangat dingin, kemudian hujan salju, kita enggak berani mengambil risiko,” sebut Dedy Mulyadi.
Segala perkakas cadangan yang dibawa Matt sangat membantu. Segala macam part mulai dari rem, clutch lever, aki, ban cadangan depan belakang, coil sampe aki cadangan dibawa. Bahan bakar dibawa 7 jerigen dan kalau pagi hari semua motor diperiksa satu satu serta sparepart yang rusak diganti.
Ia membawa 2 mobil support. Satu full sparepart, bensin dan barang bawaan tim, juga plus 2 mekanik, 1 team leader, dua driver Toyota Hilux dan Bolero serta satu paramedis.
“ 40 kilometer rasanya enggak jauh tapi itu turun dari 4200 langsung ke 2670 meter. Beruntung tim kami mempunyai jam terbang tinggi urusan offroad, hingga semangat pantang menyerahnya luar biasa. Awalnya Dody dan Kumkum sudah mau balik lempar handuk putih mengikuti jalur mobil. Tapi karena dorongan teman-teman akhirnya ikut iuga ke Palyak,” tulis Jaya.
Yang jelas trek ini tidak direkomendasikan buat yang belum terbiasa riding jauh dan offroad. Beda dengan jalur Leh – Khardungla Ladhak, berupa jalanan aspal sampai di ketinggian 5200. Saat ini harusnya musim kering dis ana tetapi ternyata hujan dan badai salju masih mewarnai perjalanan. Kini mereka tengah di daerah Marpha menuju Tatopani untuk bermalam dan esok harinya dilanjutkan ke Pokhara. (Arif/nm)