“Kami terus melakukan pendalaman terkait dengan industri kendaraan electric vehicle, baik itu untuk kendaraan roda empat maupun roda dua. Khusus untuk roda dua, ada target dari Bapak Presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa segera memproduksi dua juta unit pada 2025,” ungkap Agus.
Menperin optimistis, target tersebut bisa tercapai dalam waktu dekat karena saat ini total kapasitas produksi sepeda motor listrik mencapai satu juta unit per tahun yang ditopang dari 35 produsen otomotif. “Hal ini untuk mencapai target pemerintah untuk Indonesia menurunkan emisi sebanyak 29 persen di 2030 dan mencapai target emisi nol atau net zero emission pada 2060,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Agus menegaskan, perlunya ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir, sehingga Indonesia mampu merajai sebagai produsen kendaraan listrik. “Kami memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri yang turut serta membangun ekosistem kendaraan listrik di tanah air,” ujarnya.
General Manager VIAR Motor Dimas Tommy Radityo mengemukakan, pada tahun 2017, VIAR Motor meluncurkan sepeda motor listrik dengan merek Q1. “Motor listrik Q1 ini lebih dari 6.000 unit telah digunakan oleh Grab sebagai armada operasional para drivernya di delapan kota besar. Di sini menunjukkan ketahanan dari unit Viar Q1 yang dibuktikan dengan durasi operasional pada driver yang mencapai lebih dari 100km per hari,” sebut Dimas
“Kami membutuhkan dukungan dari stakeholder terkait, termasuk pemerintah agar edukasi dan sosialisasi terus dijalankan bersama dama dengan Industri, dan juga dukungan infrastruktur agar penempatan Battery l Swap Station di public space agar digratiskan, sehingga memberikan stimulan bagi Industri kendaraan dan Industri baterai di Indonesia,” harap Dimas.
“Ke depan kami yakin dengan banyaknya battery swap station dan SPKLU akan meyakinkan masyarakat untuk konversi menggunakan Kendaraan Listrik,” tutup Dimas. (Rls/NM)