Jakarta (naikmotor) — Jika para pembalap MotoGP memuja dan memuji karakter dan grip ban depan Bridgestone, maka Michelin justru sebaliknya. Bridgestone yang mengalami kelemahan pada karakter ban belakangnya, justru dimiliki oleh Michelin. Wajarlah para pembalap mulai mengeluhkansetup motor yang belum bisa beradaptasi dengan baik dengan karakter ban Michelin.
Namun jika tim dan pembalap berharap ada perubahan besar dalam waktu singkat pada perbaikan performa dan karakter ban Michelin jelang MotoGP 2016 pekan depan, maka itu akan mustahil. Mungkin Anda masih ingat dengan MotoGP Assen, Belanda tahun 2011. Saat itu, ban belakang Bridgestone mengalami overheat pada kompon soft dan membuat struktur kompon jadi coak alias terkelupas.
Meski diklaim berhasil dan sukses memperbaiki kesalahan-kesalahannya saat balapan berlangsung di tahun-tahun berikutnya, namun di tahun 2013 insiden ban overheat malah lebih parah. Tepatnya di MotoGP Australia. Hal ini memaksa direktur balap saat itu harus menerapkan strategi pitstop dalam waktu 10 lap. Jika tidak, maka bakal Ia akan didiskualifikasi.
Artinya, kelemahan Bridgestone dalam hal riset ban belakang untuk motor MotoGP, tetap mengalami kendala besar. Tak mudah untuk menyelesaikan masalah yang ada dan dialami semua pembalap, terutama mengenai karakter ban.
Hal ini pula yang diprediksi bakal terjadi pada Michelin. Meski manufaktur ban asal Perancis itu sudah berupaya dengan sangat keras, namun jika tak ada pakem baru dalam hal formulasi khusus untuk ban depan, maka karakter ban depan yang ideal menurut pembalap, bakal sulit tercapai.
Entahlah untuk beberapa tahun ke depan, namun untuk tahun ini, standar karakter terbaik yang diterapkan Bridgestone pada ban depan di MotoGP, takkan bisa disamai oleh Michelin. Jadi jika pembalap berharap agar karakter ban depan Michelin bisa menyamai atau lebih baik dari Bridgestone, itu takkan terjadi tahun ini. (Spy/NM)
