Losail (naikmotor) – Menjelang akhir tahun 2015 lalu, Scott Redding beberapa kali memperlihatkan kedigdayaannya menunggangi motor Ducati. Meski dengan spek yang sedikit agak di bawah dari motor tim utama, namun pembalap asal Inggris itu tampil sangat percaya diri.
Berada di urutan kedua dengan selisih setengah detik dari Jorge Lorenzo sebagai pembalap tercepat di hari ketiga, jadi penanda bahwa Ia semakin kompetitif. Lap tercepat Lorenzo yang menyentuh 1:54.810 detik, jadi bukti bahwa hari terakhir pencapaian lap tercepat semakin tajam.
Tapi Redding tak sesumbar. Ia tetap menatap pencapaian realistis yaitu posisi 6 besar untuk setiap race. Mengingat Ia memang selama dua musim penuh, mustahil bisa menembak posisi tersebut dengan motor yang tak kompetitif baginya.
“Target realistis adalah finis konsisten di 6 besar. Banyak orang yang tak percaya bahwa saya mampu melakukannya. Mereka cenderung mengetawakanku. Tapi Ducati memberikan motor yang sangat cocok dengan gaya balapku, jadi mengapa tidak menjadikan target ini bisa terwujud?” klaim Redding.
Redding sendiri tak percaya kalau target itu terlalu tinggi. Mengingat pada beberapa sesi tes termasuk ketika para pembalap mulai melakukan pengetesan performa motor secara keseluruhan, Ia bisa tampil kompetitif.
Hal yang mengagetkan bagi Redding, adalah Ia merasa bisa memaksimalkan grip ban belakang (ciri khas) Michelin dengan baik pada motornya. Pastinya ini bakal pegang peranan yang besar. Sayangnya, dimensi tubuh pembalap asal Inggris itu cukup bongsor. Sehingga banyak yang khawatir bahwa Ia akan lebih dulu kehabisan kompon ban ketimbang lawan-lawannya. (Spy/NM)