Jakarta(naikmotor) – Tahun ini, tepat 25 tahun Dorna mengemban tugas sebagai penyelenggara kejuaraan dunia MotoGP. Selama periode tersebut, beberapa kali produk kontroversial mereka telurkan.
Selepas musim 2009, institusi yang berinduk di Spanyol tersebut memutuskan untuk menyingkirkan kelas 250cc dari kejuaraan. Manuver tersebut membuat banyak pihak kecewa, mengingat kelas 250cc bertahun-tahun menjadi kelas favorit yang melahirkan banyak pembalap beken.
Dorna seakan telah membuang begitu saja karya terbaik mereka. Sebuah mahakarya yang dibuat dengan serius dalam waktu panjang, namun tiba-tiba disobek-sobek. Kurang lebih seperti itu analogi yang bisa menggambarkan keputusan Dorna.
Ketika dicoret dari kejuaraan, kelas 250cc merupakan ajang yang memiliki penikmat fanatik. Bisa dikatakan tidak ada motor balap sebaik motor-motor di kelas tersebut. Tunggangan yang tidak membutuhkan banyak komponen rumit, penyetelannya simpel, bobot yang ringan namun power yang dikeluarkan besar namun seimbang.
Honda RS250SV yang ditunggangi Hiroshi Aoyama ketika menjadi juara dunia di tahun 2009 merupakan motor balap dengan tampilan terbaik. Soal kelas 250cc, Kevin Schwantz menilai Aprilia RSA250 milik Jorge Lorenzo memiliki handling yang baik ketika masuk saat menikung dan powernya tidak kewalahan ketika keluar dari tikungan. Semua komponen motor tersebut bekerja dengan harmonis, tidak membuat pembalap dan mekanik pusing dengan kombinasi sasis dan mesin nya.
Bahkan, menurut juara dunia GP 1993 itu, motor 250cc dari Aprilia itu lebih asyik ketika ditunggangi ketimbang motor Ducati GP7, Honda RC212V, Serta Kawasaki ZX-RR yang digunakan di kelas MotoGP.
Pembalap senior Herald Bartol pun merasa kecewa luar biasa ketika kelas 250cc dihapus. Menurutnya, Moto2 bukan pengganti yang sesuai. “Kelas 250cc merupakan balapan kuda, kelas 600cc (Moto2) adalah balapan keledai bagi saya,” ujar Bartol.
Beberapa musim berjalan, kompetisi Moto2 dinilai dimonopoli oleh tim-tim kaya yang dapat membeli komponen mahal, memakai jasa mekanik handal, serta mendatangkan pembalap tenar untuk menunggangi motor mereka.
Andai Dorna tidak menghapus kelas 250cc, mereka tidak akan dinilai melanggar ‘adat’ kejuaraan dunia balap motor. Selain itu, banyak mekanik yang dapat mengembangkan teknologi direct injector untuk motor 2 tak yang memiliki power memukau namun emisi gas buang rendah. Sebuah kontribusi nyata dalam pengembangan mesin 2 tak, sesuatu yang menarik bagi banyak pabrikan mobil. (Yudistira/nm)