Barcelona (naikmotor) — Sejak tahun 2010 lalu, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sudah menjadi musuh bebuyutan karena keduanya punya ego masing-masing. Setelah Rossi berpetualang selama dua musim di Ducati, Ia kembali ke Yamaha dan mulai memahami serta meletakkan permusuhannya dengan Lorenzo adalah masa lalu yang harus Ia lupakan.
Namun perseteruan antara Rossi dan Lorenzo kembali menghangat menjelang akhir musim 2015 lalu. Terutama ketika Rossi mulai memainkan kata-kata perang dingin dengan para pembalap Spanyol yang berada di urutan terdepan. Meski masih ada semusim bagi mereka untuk bersama-sama membela Yamaha, namun kiprah kedua pembalap itu di tim Yamaha bakal ditentukan dalam 5-6 seri ke depan.
Beberapa mantan pembalap di MotoGP menegaskan bahwa Yamaha memang cukup berani ambil resiko. Sebab mereka menyatukan dua ayam jantan dan petarung hebat di dalam satu kandang. Masing-masing punya ego besar, bahkan punya egalitas tersendiri dalam hal die hard fans.
Lalu langkah apa yang kira-kira bakal diambil oleh Yamaha untuk kedepannya? Hal pertama adalah tentu dengan melihat kompetitifitas mereka tahun ini di beberapa seri awal. Kemudian menetapkan satu pilihan pembalap untuk diprioritaskan. lalu hal terakhir adalah mempersiapkan pembalap yang akan mereka beri kesempatan di tim manufaktur.
Memang akan riskan untuk mempertahankan keduanya. Apalagi jika Yamaha sudah memperpanjang kontrak Rossi. Kemungkinan besar Lorenzo bakal menempuh cara lain. Misalnya seperti minta penyamaan perlakuan antara dirinya dengan Rossi. Atau hal terburuknya adalah pindah ke tim manufaktur lain yang kabarnya sudah siap merekrut dirinya (Ducati dan Honda).
Terlepas dari semua skema tersebut, jelas langkah yang akan diambil Yamaha bakal sangat tricky untuk urusan penetapan pembalap untuk dua musim kedepan setelah 2016. Jelas Yamaha juga tak ingin melepas pembalap legenda selevel Rossi yang punya daya tarik terbesar di MotoGP. Sementara Jorge Lorenzo adalah aset penting karena konsistensinya sudah sangat terbukti untuk menjaga kompetitifitas Yamaha di ajang balap MotoGP. (Spy/NM)