Munich (naikmotor) – BMW Motorrad tengah merancang pembuatan komponen berbahan serat karbon untuk frame. Desain tersebut nantinya akan diaplikasikan pada sepeda motor yang mereka produksi.
Serat karbon merupakan material yang ringan namun lebih kokoh ketimbang baja sekalipun. Sifatnya yang dinamis, membuat materia tersebut dapat dibentuk menjadi berbagai macam model. Ducati Desmodici MotoGP generasi pertama, adalah salah satu dari beberapa produk sepeda motor yang menggunakan rangka serat karbon.
Berbagai usaha dan investasi besar telah banyak digelontorkan, namun rangka (frame) serat karbon yang optimal belum juga didapatkan. Kendati demikian, BMW Motorrad tidak menyerah. Kepala bidang Penelitian dan Pengembangan Motor BMW, karl Viktor Schaller, secara resmi menyatakan saat ini pengamatan mengenai pemakaian serat karbon pada motor BMW tengah dilakukan.
Diakui oleh Schaller, pemakaian material serat karbon tidak difokuskan pada area mesin motor. Namun, ada beberapa area yang memungkinkan komponen dari serat karbon bekerja lebih baik ketimbang alumunium.”Mingkin ada beberapa jenis motor yang akan mengusung teknologi serat karbon. Dalam hal ini, pengerjaan bukan mengganti komponen berbahan alumunium menjadi serat karbon. Material tersebut memiliki karakter berbeda. Itu membutuhkan rancangan baru dari awal,” ujar Schaller kepada Motorcycle News.
Tahun lalu, BMW telah mengajukan beberapa hak paten mengenai pemakaian serat karbon pada sepeda motor. Salah satunya yakni rangka balok berbahan serat karbon yang digunakan pada motor sport. Selain itu, ada pula rangka tralis yang terdapat pada motor BMW Seri R dan GS.
Proses pematenan dapat menelan biaya yang sangat mahal, Schaller mengungkapkan BMW akan mematenkan teknologi yang sekiranya memungkinkan untuk diproduksi. “Beberapa pengerjaan akan didasarkan pada pengamatan para insinyur, apa yang mungkin (dipatenkan), tetapi saya akan mengatakan itu sekitar 50/50 (dari teknologi yang dibuat), setelah itu akan dilanjutkan. Itu (hak paten) sangat mahal, karena itu kami harus berpikir cermat tentang ini,” ungkap Schaller. (Yudistira/nm)