Selangor (naikmotor) – Akhir tahun lalu, pembalap MotoGP sudah melakukan adaptasi awal pada kompon dan karakter ban Michelin. Tapi kebanyakan masih berkelakar bahwa memang perbedaan akan jatuh pada riding style. Lantaran karakter ban belakang manufaktur asal Perancis itu dinilai jadi nilai plus. Sementara karakter ban depannya justru jadi kelemahan terbesar.
Sangat bertolak belakang dengan karakter ban Bridgestone yang memberikan karakter ban depan bagus, meski lemah di karakter ban belakang. Hal inilah yang kemudian membuat banyak pembalap yang beranggapan bahwa mereka harus mengganti gaya balap untuk bisa beradaptasi dengan karakter ban Michelin ini.
Namun ternyata tidak juga. Lantaran komentar dan feeling semua pembalap yang tahun lalu menggunakan ban Bridgestone, mayoritas mengatakan hal yang sama. Yaitu perbedaan besarnya di zona deselerasi. Jorge Lorenzo usai melakukan sesi tes di Sepang, Malaysia (1/2/2016) pekan lalu, menegaskan bahwa menggunakan ban ini, tak bisa menekan tuas rem terus menerus sebelum akhrinya mencapai kecepatan ideal sambil menikung.
“Kita harus melepas tuas rem lebih awal dan memainkannya sedikit saat masuk ke tikungan. Kalau memperlakukannya dengan cara yang sama pada saat menggunakan ban Bridgestone, maka sangat mungkin mengalami insiden terjatuh,” kilah Lorenzo.
Tanggapan Lorenzo juga diiyakan oleh Andrea Dovizioso di momen yang sama. Pembalap yang juga sempat berkunjung ke Indonesia pekan lalu itu, menegaskan bahwa Ia sudah mencoba beberapa cara. Dan cara yang paling efektif itu adalah melepas rem lebih cepat.
“Perlakuan teknis seperti ini sangat penting dalam masa adaptasi. Jadi memang harus membiasakan diri,” pungkas Dovi.
Bisa jadi para pembalap yang ada di MotoGP tak mengubah banyak dari gaya balap mereka. Hanya saja ada perlakuan yang berbeda dari komponen yang pernah mereka pakai sebelumnya. (Spy/NM)