Jakarta (naikmotor) – Regulasi sudah terlanjur jadi ketetapan. Keharusan sebuah tim utama hanya memiliki dua pembalap utama dalam semusim penuh, sudah diketok palu oleh regulator. Artinya para pembalap yang berharap tampil dengan motor manufaktur seperti saat tim Repsol Honda menurunkan tiga pembalap tahun 2011 lalu, takkan pernah terjadi lagi.
Namun ada beberapa pembalap yang harusnya mendapat kesempatan untuk mulai dipromosikan menggunakan motor tim manufaktur. Misalnya seperti Bradley Smith yang tahun lalu tampil sangat konsisten di posisi finish 10 besar. Ia menjadi satu-satunya pembalap yang menjalani MotoGP 2015 tanpa sekalipun gagal finis. Ini menjadi pembuktian bahwa memang Ia memiliki potensi untuk jadi pembalap bintang.
Herve Poncharal sebagai bos tim Tech3 Yamaha pun sangat optimis bahwa pembalap yang satu ini punya potensi untuk tampil sebagai pembalap terbaik. Justru dengan adanya perubahan regulasi, para pembalap paling tidak punya harapan untuk unjuk skill terbaik dalam beradaptasi pada regulasi yang baru.
“Smith membuat semua orang takjub. Ia memberikan standar baru dalam hal ekspektasi, bukan hanya dari kami namun juga dari tim Yamaha sendiri. Bahkan dirinya sendiri tak pernah membayangkan bahwa tahun 2015 Ia bisa tampil sekonsisten itu. Namun saya percaya, bahwa tahun ini Ia bisa tampil lebih baik lagi dengan adanya segala yang baru,” prediksi Poncharal.
Seperti kita ketahui, Smith bergabung di kelas MotoGP tahun 2013 sebagai pengganti Colin Edwards yang hengkang ke tim Forward Racing. Namun baru tahun lalu Ia bisa tampil konsisten. Tapi dengan mulainya Ia mengerti bagaimana kinerja motor di kelas MotoGP, artinya tahun ini Ia bisa saja jadi kontender.
Lalu apakah tim manufaktur bakal masih lebih kompetitif ketimbang motor tim satelit? kalau dari sisi teknis, bisa dipastikan iya. Namun jika berbicara tentang adaptasi pembalap pada semua hal baru seperti karakter ban Michelin dan ECU yang seragam, bisa jadi pembalap tim satelit juga bakal bikin persaingan semakin ketat. Kita tunggu saja. (Spy/NM)