Jepang (naikmotor) – Pada 1988, James Parker mendesain quick change wheel concept, agar ban belakang bisa dibongkar pasang dengan cepat, tanpa harus berkutat dulu dengan sproket, cakram rem dan rantai. Atau berlepotan dengan pelumas rantai.
Konsep untuk membuka ban secara cepat tersebut mulai trend di arena balap. Pada 1990-an, konsep quick change merebak lagi ketika Yamaha menerapkan pada motor balapnya di ajang lomba ketahanan Suzuka dan World Endurance Championship.
Honda sebenarnya yang menjadi pelopor, ketika mereka menerapkan swingarm single sided (monoarm) pada beberapa modelnya dengan mengadopsi teknologi dari motor balap ELF Perancis.
Pada saat Tokyo Motor Show Oktober 2015 lalu, Yamaha menampilkan konsep inovatif, Morpho. Di mana pada roda belakangnya tampak rangkaian quick-change rear-wheel dengan sproket, rantai dan cakram rem yang tak akan terganggu ketika ban belakang dibongkar pasang.
Pada Morpho, cakram dan sproket diletakkan berdekatan di sisi kiri sepeda motor. Semuanya ditautkan pada as berdiameter besar, pendek dan berlubang tengahnya. Sebuah as batang konvensional ditempatkan di tengah as hollow tadi dan bertugas sebagai tautan ban. Jika as ban tadi ditarik, maka hanya roda yang copot, sementara cakram rem, sproket, dan rantai tetap di tempatnya.
Morpho sendiri mengadopsi dari kata Morph, sebab konsepnya bukan hanya menerapkan rear wheel quick change, tetapi juga nilai ergonomika atau riding position-nya bisa disesuaikan. (Afid/nm)