Buenos Aires (naikmotor) – 14 musim berturut, nama besar KTM untuk ajang balap Dakar Rally (DR) selalu menjadi yang terdepan. Hanya perelinya saja yang silih berganti memenangi balapan terganas dunia itu. Itu pun dalam 10 tahun terakhir hanya Cyril Despres dan Marc Coma yang berbagi jatah saat mereka menunggangi motor yang sama.
Namun Despres yang lebih dahulu pindah ke kategori mobil dan Coma yang didaulat jadi Sporting Director mulai DR 2016, membuat KTM sekarang tak punya pereli jagoan yang benar-benar terbukti kompetitif dan konsisten. Tahun ini tim manufaktur asal Austria itu diperkuat oleh Antoine Meo, Jordi Viladoms, Laia Sanz, Toby Price dan Matthias Walkner..
Sementara Honda Racing yang tahun lalu meraih beberapa kemenangan dan juga tahun sebelumnya, justru semakin tampil perkasa. Nama besar Joan Barreda dan Paulo Goncalves bakal ancaman tersendiri. Apalagi ada juga pereli kuat lain yang direkrut Honda yaitu Ricky Brabec, Paolo Ceci dan Michael Metge.
Jangan kesampingkan tim Yamaha yang membawa dua pereli terbaiknya. Mereka adalah Alessandro Botturi dan Helder Rodrigues. Sayangnya, isu masalah mekanis yang dialami oleh Yamaha sejak kembali turun sebagai tim manufaktur belum bisa terselesaikan. Termasuk saat Despres masih menjadi pereli andalannya. Padahal Despres sempat membawa tim garputala itu tampil memenangi etape di DR 2014.
Kemudian ada juga tim Husqvarna yang turun di ajang balap ini. Mereka menurunkan Ruben Faria, Pela Renet dan Pablo Quintanilla. Dua di antaranya adalah pereli senior dan sudah malang melintang di gurun pasir DR. Namun belum cukup konsisten untuk meraih kemenangan.
Sedangkan tim Sherco kali ini bernama TVS Sherco karena memang menggunakan mesin motor dari TVS Apache RTR. Tim ini menurunkan tiga pereli andalan mereka yaitu Alain Duclos, Florent Vayssade dan Joan Pedrero. Pastinya ini bakal pembuktian merek asal India itu untuk bertarung di ajang terganas dunia. Terutama dari sisi teknikal. (Spy/NM)