NaikMotor – Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) berupa nikel, cobalt, mangan, alumunium dan ferrum yang cukup melimpah. Karenannya, Kemenperin optimis battery kendaraan listrik bisa diproduksi secara lokal.
Selain mendorong pengembangan produksi dalam negeri kendaraan berbasis listrik, produksi battery juga didorong untuk bisa diproduksi dalam negeri. Hal tersebut karena kandungan SDA yang merupakan bahan baku battery kendaraan listik cukup melimpah di Indonesia.
“Kami terus mendorong investasi di sektor pengembangan battery untuk kendaraan listrik. Investasi ini merupakan langkah strategis sehingga dapat membantu mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam sektor industri kendaraan listrik (electric vehicle), ungkap Budi Susanto selaku Direktur Industri Logam Ditjen ILMATE Kemenperin.
“Kemampuan penguasaan tenologi baterai dan keuntungan bahwa Indonesia memiliki sumber bahan baku penyusun baterai lhitium seperti nikel, cobalt, mangan, alumunium dan ferrum yang cukup melimpah merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara produsen kendaraan listrik lainnya,” imbuh Budi.
Sementara itu, Taufiek Bawazier selaku Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin menyatakan, “usia baterai listrik bisa mencapai 10-15 tahun. Artinya, sepuluh tahun ke depan perlu dipersiapkan fasilitas recycling (daur ulang) untuk memperoleh nilai tambah baru baik berupa material di dalamnya seperti lithium, nikel, cobalt, mangan dan copper.”
“Namun demikian, yang terpenting adalah mobil listrik dan baterai listrik dapat diproduksi di dalam negeri. Investasi ke arah sana tentunya dipersiapkan untuk membuka tenaga kerja dengan skill yang baru dan meningkatkan hilirisasi sumber daya alam nasional berupa nikel, cobalt, maupun mangan,” tutup Taufiek. (Daus/Prob/NM).