NaikMotor – CAS menjatuhi Andrea Iannone dengan keputusan dilarang balapan selama 4 tahun. Nampaknya banyak yang khawatir akan karir Iannone mengingat dirinya saat ini sudah menginjak usia 31 tahun.
Court of Arbitration for Sport (CAS) atau Pengadilan Arbitase Olahraga telah mengumumkan keputusan terkait banding Iannone, World Anti-Doping Agency (WADA), dan Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) pada Selasa, 10 November 2020.
Iannone dan WADA masing-masing mengajukan banding terpisah kepada CAS terhadap keputusan yang diberikan FIM International Disciplinary Court pada 31 Maret 2020 kemarin mengenai Iannone yang ditemukan melanggar aturan anti-doping (Anti-Doping Rule Violation/ADRV), dan dilarang balapan selama 18 bulan.
CAS menolak banding Iannone dan menguatkan banding oleh WADA, sehingga Pengadilan Disiplin Internasional FIM pun menetapkan keputusan baru berupa:
- Andrea Iannone dikenakan sanksi dengan jangka waktu empat tahun mulai dari 17 Desember 2019
- Semua hasil kompetitif yang Iannone peroleh dari dan termasuk sejak 1 November 2019 lewat dimulainya penangguhan didiskualifikasi, dengan semua konsekuensi yang dihasilkan, termasuk penyitaan medali, poin, dan hadiah.
Banding tersebut dikonsolidasikan dan dirujuk ke Panel arbiter yang sama, yaitu: Dr. Hamid G. Gharavi, Prancis / I.R. Iran (Presiden), Hakim Franco Frattini, Italia, dan The Hon. Michael J. Beloff Q.C., Inggris (Co-arbiter). Sidang berlangsung pada 15 Oktober 2020.
Pada 3 November 2019 saat MotoGP Sepang, Iannone melakukan kontrol doping dalam kompetisi yang hasilnya mengungkapkan adanya Drostanolone. Lanjut ke prosedur disiplin internal, pada 31 Maret 2020 Pengadilan Disiplin Internasional FIM memutuskan penangguhan Iannone untuk berpartisipasi dalam kompetisi atau kegiatan sepeda motor selama 18 bulan, terhitung sejak 17 Desember 2019.
Pembalap yang sebelumnya berada di bawah kontrak Aprilia ini menegaskan sumber zat terlarang itu berasal dari daging yang terkontaminasi dan dia makan di Malaysia sebelum GP Sepang 2019, oleh sebab itu, ia merasa harus dibebaskan sepenuhnya, dan Challenged Decision harus dibatalkan.
Di sisi lain, WADA menentukan pemberlakuan periode 4 tahun tidak memenuhi syarat dengan alasan Iannone gagal untuk menetapkan standar yang ditentukan. CAS menyebutkan Iannone gagal untuk menentukan jenis daging yang tepat untuk dikonsumsi maupun asal dari daging tersebut.
Panel juga menemukan Iannone mapun ahlinya tidak bisa menetapkan secara spesifik bahwa ada masalah kontaminasi daging oleh Drostanolone di Malaysia, sebab itu lah Panel mempertimbangkan bahwa ADRV telah dilakukan.
Kesimpulan Panel tidak dengan mengesampingkan kemungkinan ADRV Iannone mungkin dari hasil konsumsi daging yang terkontaminasi, tetapi Iannone belum bisa memberikan bukti yang meyakinkan bahwa ADRV yang dilakukannya tidak disengaja. Dalam kasus ADRV yang tidak disengaja, periode ketidaklayakan yang berlaku maksimum adalah 2 tahun.
Bertentangan dengan keputusan banding bahwa ADRV Ianonne dilakukan sengaja, Panel pun mengajukan banding ke WADA. CAS mengesampungkan keputusan Pengadilan Disiplin Internasional FIM tertanggal 31 Maret 2020 dan akhirnya memberlakukan periode 4 tahun dilarang balapan kepada Andrea Iannone. (Litha/Prob/NM)