NaikMotor – Seringnya kejadian kendaraan terbakar di SPBU, PT Pertamina (Persero) mengadakan simulasi kebakaran SPBU di Bekasi untuk terus mengasah kemampuan personel dalam menghadapi kondisi darurat. Lewat simulasi dan latihan serupa, diharapkan gangguan operasional bisa diminimalisir.
Mengingat aspek keselamatan menjadi salah satu hal terpenting bagi perusahaan energi, lewat Marketing Operation Region (MOR) III, Pertamina senantiasa mengasah kemampuan personelnya dalam menghadapi kondisi darurat dengan berbagai simulasi dan latihan.
Simulasi keadaan darurat dilakukan di Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat. Untuk skenario simulasi kebakaran yang dilakukan Pertamina, ceritanya, saat tengah melakukan perbaikan fasilitas, terjadi kebakaran pada salah satu dispenser bahan bakar minyak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 34.17501 Jalan Azalea Raya, Cikarang Selatan. Api membesar namun berhasil ditanggulangi dengan bantuan dari Damkar setempat. Dalam simulasi tersebut, diskenariokan salah seorang operator SPBU mengalami luka bakar 60%, sehingga harus dievakuasi ke rumah sakit.
“Simulasi keadaan darurat kebakaran kali ini masuk dalam kategori level 1. Latihan ini merupakan upaya Pertamina mengasah kesigapan keamanan seluruh personel. Tak hanya faktor keamanan, juga kesigapan setiap pekerja untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di SPBU, ataupun keadaan darurat lainnya,” ujar Eko Kristiawan selaku Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR III.
Eko menjelaskan, pelaksanaan simulasi tetap mematuhi protokol kesehatan meski dilakukan secara langsung di lokasi simulasi. Seluruh pihak memiliki peran tersendiri, bukan hanya tim Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), tim lain baik secara operasional teknis maupun non teknis seperti Divisi Sumber Daya Manusia dan Divisi Kehumasan juga ikut dilibatkan.
Rupanya latihan semacam ini rutin dilakukan oleh Pertamina. Bahkan, pada beberapa kegiatan simulasi juga melibatkan pihak eksternal yang sering berada di garis depan pada penanganan kondisi darurat. Tujuannya agar kemampuan petugas dalam penanganan ancaman juga diimbangi oleh kemampuan berkoordinasi dengan berbagai instansi yang terkait.
“Pada akhirnya, kegiatan simulasi diharapkan dapat meminimalisir gangguan operasional Pertamina dalam menjamin ketersediaan energi,” tutup Eko. (Litha/Prob/NM)