Jakarta (naikmotor) – Penerapan tata kelola keselamatan jalan yang baik di berbagai daerah di Indonesia mendapat perhatian dari Adira Insurance melalui kampanye I Wanna Get Home Safely (IWGHS).
Indonesia Road Safety Award (IRSA) adalah wujud apresiasinya terhadap kota atau kabupaten yang menerapkan tata kelola keselamatan di jalan dengan baik. Berikut kota/kabupaten yang dianggap memiliki pengelolaan keselamatan di jalan di ajang IRSA 2015:
Kota Tangerang Selatan, kota yang memisahkan diri dari Kota Tangerang, memiliki permasalahan khas kota yang padat, 60 titik kemacetan 90% penyebabnya kepadatan kendaraan pribadi.
Mengatasi permasalahan tadi, pemerintah kota selama 2015 telah memasang 97 rambu lalu lintas, dan 2.000 paku jalan.Kota Tangsel pun telah berhasil menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, pada 2013 dengan 162 kasus menjadi 186 kasus pada 2014.
Kota Surabaya, kota yang dipimpin walikota wanita pertamanya itu mencanangkan konsep pengembangan cluster. Maklum Tri Rismaharini, Walikota Surabaya adalah juga seorang ahli tata kota. Konsep cluster akan menyatukan kawasan pemukiman, sekolah, pertokoan dan fasilitas publik lainnya dalam satu wilayah. Sehingga mengurangi mobilitas yang membutuhkan transportasi jarak jauh.
Pada 2014, Surabaya telah berhasil membangun 5.430 jalur pedestrian. Dan sepanjang 2007-2015, telah 217 sekolah mendapat sosialisasi tentang keselamatan jalan.
Kabupaten Kudus, yang berada di jalur Pantura yang padat, telah melakulan pemisahan lajur untuk roda dua dan roda empat di beberapa ruas jalannya. Soal sosialisasi keselamatan untuk warganya, Satlantas Polres Kudus telah membuat buku “Ibu Babe Lalu Lintas” yang berbasis smartphone, berisi pengetahuan berkendara yang berkeselamatan.
Kota Tasikmalaya, kota yang menjadi lintas tengah menuju Jawa Tengah dari Bandung dan Garut, serta menuju Barat dari Ciamis dan Banjar. Kota memiliki jalan kota sepanjang 406,91 km dan jalan propinsi 32,38km. Tasikmalaya juga gencar mensosialisasikan berkendara yang berkeselamatan kepada pengemudi angkutan umum serta fokus pada pembenahan prasarana jalan.
Kabupaten Tangerang, yang padat industri. Menekankan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan yang memiliki kepadatan tinggi. Bahkan kabupaten ini memiliki sarana uji kelayakan kendaraan yang berjenjang dalam pra uji kelayakan fisik kendaraan sebelum dilanjutkan proses uji lebih detail.
Kabupaten Jepara, yang berjarak sekitar 76 km dari Semarang. Memiliki program penanganan kecelakaan lalu lintas yang cepat. Dengan memaksimalkan periode emas korban kecelakaan dalam waktu 10 menit dengan koordinasi yang baik antara kepolisian dan Puskesmas. Kabupaten juga menawarkan aplikasi berbasis Android “Petualangan Baseta”, kombinasi permainan dengan teori dan edukasi berkendara yang berkeselamatan.
Kabupaten Karanganyar, fokus kepada pilar perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan dan kendaraan yang berkeselamatan. Karanganyar juga mencanangkan kualitas uji kelayakan kendaraan dan pemeriksaan kesehatan pengemudi dalam rangka mengurangi angka kecelakaan. Mereka juga fokus pada penegakan peraturan kepada kendaraan yang membawa muatan berlebih.
Kota Tangerang, yang memiliki visi ‘Liveable’, menyangga Ibukota dengan Bandara Soekarno-Hatta, penduduk 2 juta orang, serta merupakan kawasan industri dengan 2.600 pabrik. Maka lalu lintasnya pun padat dan rawan kecelakaan. Pemerintah kota fokus pada perbaikan jalan dan pembangunan trotoar, dan telah 72,39% ruas jalannya telah dilengkapi trotoar.
Hasilnya, hanya 1,39km ruas jalan yang rusak ringan dan sedang dari 308,2 km yang melintasi kota. Kota Tangerang pun memiliki sistem terpadu penanganan korban kecelakaan lalu lintas awal oleh Puskesmas, dengan rujukan berjenjang ke RSUD Kota Tangerang (Tipe C), RSU Kab Tangerang (Tipe B), dan RS Sitanala (Tipe A).
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, salah satu daerah yang fokus menurunkan angka kecelakaan dengan pengadaan dan pemasangan rambu, marka dan halte. Sosialisasi keselamatan jalan kepada pelajar dan komunitas serta bekerja sama dengan stasiun radio swasta. Angka kecelakaan pun menurun pada 2014 dengan 43 kasus dibandingkan 64 kasus pada 2013. (Afid/nm)