Belanda (naikmotor) – Penyeragaman perangkat lunak sistem elektronik di motor MotoGP 2016, membuat Yamaha sedikit khawatir dengan peluang mereka untuk bisa berkompetisi di urutan terdepan tahun depan. Lantaran perubahan yang ada, merupakan lompatan yang terlalu besar. Sehingga ada asumsi bahwa tahun pertama mereka menjalani regulasi baru ini, bakal tak setangguh tahun 2015.
Logika terbalik pun mulai berpikir dan mulai meneruskan banyak pertanyaan. Bukannya Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo justru bisa tampil lebih baik karena peran sistem elektronik punya batasan tersendiri? Artinya terdapat beberapa aturan mekanis di mesin, yang tak bakal semaksimal musim ini.
Mungkin kasusnya takkan semudah itu. Mengingat sekarang MotoGP memasuki era yang lebih baik. Tapi para pembalap pun semakin dimanjakan, karena skill untuk balapan, porsinya sudah hampir sama dengan porsi skill pembalap.
“Pastinya harus bekerja keras untuk membuat motor bisa tampil maksimal seperti pada musim-musim balap sebelumnya. Yamaha dan Honda terkenal dengan setup sempurna dari perangkat lunak sistem elektronika yang dikembangkan sendiri. Sementara ECU yang sebelumnya kami gunakan mampu memberikan apa yang kami mau,” ujar Wilco Zeelenberg, manajer tim di kubu Jorge Lorenzo.
Wilco melanjutkan, bahwa baik Lorenzo maupun Rossi, sama-sama shock dengan feeling yang mereka dapat saat mencoba sistem ECU tersebut. Pria asal Belanda itu pun menegaskan bahwa bagian yang menjadi fokus mereka untuk tahun depan adalah kemampuan sistem ECU di-setup sesuai dengan kemauan pembalap dan mekanik.
“Dari keluhan yang disampaikan Lorenzo, mereka menganggap bahwa sistem ECU terlalu mengambil alih peran di motor mereka. Sementara Rossi dan Lorenzo belum bisa umbar performa,” pungkasnya.
Dari pernyataan Zeelenberg, sepertinya mereka tak ingin mengambil risiko besar tahun depan. Pastinya mereka bakal melakukan banyak sesi pengetesan untuk tak terkalahkan tunggangan Marc Marquez dan Dani Pedrosa. (Spy/NM)