NaikMotor – Indonesia Custom E-Moto Expo & Championship (ICEC) 2020 semakin mendekat. Peserta ICEC 2020 pun telah ditetapkan oleh pihak panitia, terdiri 2 kelas: Enthusiast dan Freestyle.
Gelaran IIMS Motobike Show 2020 bakal lebih rame dengan adanya ICEC. Jelas saja, perkembangan kendaraan listrik utamanya roda dua semakin menggeliat. Bukan hanya produsen saja, para modifikator dan individu juga sudah banyak yang mencoba membangun sebuah sepeda motor bertenaga listrik.
“Untuk ajang kali ini kepesertaan dilakukan melalui undangan setelah diseleksi melalui proses kuratorial. Hal itu kami lakukan karena keterbatasan area display,terang Hendro Sutono dari Komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia yang juga sebagai salah satu Dewan Juri ICEC 2020.
“Kami sadari bahwa kehadiran kendaraan listrik masih menjadi golongan minoritas, tetapi kami sangat menghargai Dyandra selaku penyelengga IIMS yang telah menyediakan ruang dan waktu untuk merangkul para pecinta, pemerhati dan penggiat kendaraan listrik,” paparnya lebih lanjut.
“Dari kepesertaan yang ada sekarang, kami harapkan akan tumbuh ide-ide baru. Jika animo peserta sudah besar maka tidak menutup kemungkinan jumlah peserta dibuka sebanyak-banyaknya,” imbuh Hendro sapaan akrabnya.
Hendro juga menjelaskan syarat untuk mengikuti ICEC 2020. “Syarat terpenting adalah kendaraan tersebut bisa berfungsi secara keseluruhan. Bisa dikendarai, memiliki kelengkapan yang sesuai dengan peraturan lalu lintas yang berlaku dan memperhatikan aspek keamanan pengendara.”
“Selain itu, saat proses kuratorial, kita lihat dari karya-karya mereka dimodifikasi motor fosil. Kita coba cari ciri khas yang berbeda dari masing-masing bengkel, sehingga diharapkan akan memberikan hasil akhir yg sangat beragam,” lanjut Hendro.
Seperti diketahui, gelaran IIMS Motobike Show 2020 kali ini pihak Dyandra Promosindo menyediakan tempat untuk pecinta kendaraan listrik melauli ICEC.
“Dengan adanya ICEC, harapannya kendaraan listrik semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat. Juga menghilangkan stereotype kendaraan listrik yang selama ini dianggap “payah” dan “tidak keren,” tutup Hendro. (Daus/Prob/NM).