NaikMotor – Mendapat kesempatan first ride skuter matik basic Kwang Yang Motor Company (Kymco) yang baru, rasanya belum lengkap jika tidak mengungkap konsumsi bahan bakar minyaknya (BBM). Berikut konsumsi BBM Kymco GP125 dan karakternya sebagai komuter.
Minggu lalu, kami berkesempatan melakukan first ride bersama Kymco GP125 untuk beberapa hari. Melanjutkan artikel mengenai review first ride kemarin, kali ini kami akan menceritakan kelanjutan sensasi berkendara dengan skuter matik Taiwan ini meliputi saat berboncengan, perjalanan menempuh kemacetan, hingga konsumsi bahan bakar saat dikendarai oleh pengendara wanita.
Kymco GP125 terbilang cukup ringan dibanding skuter matik Jepang milik saya. Bobotnya yang ringan membuat saya tidak kesulitan untuk menstandar tengahkan motor. Selain itu, saya juga mencoba untuk memboncengi seorang rekan, dan rasanya terbilang jauh lebih enteng daripada di motor Jepang. Saya tidak merasakan kesulitan apapun saat membonceng, karena sangat nyaman dan terasa ringan.
Saya juga mencoba menjadi posisi yang dibonceng. Pijakan kakinya amat gampang dibuka karena saya hanya perlu menekan tombol dengan kaki saya, lalu footstep-nya otomatis terbuka sendiri. Tidak perlu repot membukanya dengan tangan dan tidak khawatir tangan akan kotor. Saat dibonceng, saya merasa nyaman dengan joknya yang lebar dan luas.
Tapi, ada satu hal yang membuat saya kurang nyaman saat mengendarai GP125 baik saat berkendara sendiri, membonceng, maupung dibonceng, yaitu saat melewati polisi tidur atau jalan yang tidak rata. Masalahnya berasal dari velg yang hanya berukuran 10″, sehingga ground clearance-nya rendah, dan menurut saya shockabsorber-nya juga terlalu empuk. Bahkan, saat berkendara sendiri saja, bagian bawah motor nyaris mengenai polisi tidur.
Selama skuter saya gunakan, paling jauh GP125 ini saya bawa ke Pantai Ancol di Jakarta Utara yang jaraknya sekitar 24 km dari rumah di Jakarta Timur. Lalu lintas yang lancar sangat menguntungkan kami, ditambah lagi dengan motor yang tarikannya stabil dan halus.
Sementara untuk penggunaan sehari-hari, sebagai komuter rumah-kantor (PP), dari Pondok Bambu, Jakarta Timur ke Cipete, Jakarta Selatan. Perjalanan ini menempuh jarak sekitar 17 km, dan total 34 km untuk PP (pulang-pergi) dengan lalu lintas yang cukup lancar saat pergi (sekitar pukul 09:00 – 10:00) dan macet saat jam pulang karena memang traffic hour (17:00-18:00).
Saat perjalanan menuju kantor, saya tidak menemukan keluhan lain, karena skuter matik dengan dek luas ini memang ditujukan untuk penggunaan harian dan nyaman. Saya hanya sedikit khawatir saat jalan berliku sehingga harus sedikit menikung, karena takut ban kecil ini akan selip.
Sementara saat jalan pulang dari kantor ke rumah yang kondisinya macet, GP125 memberi keuntungan bagi saya yang tubuhnya kurang tinggi, karena bisa napak sebelah kaki atau jinjit menggunakan 5 jari. Sistem pengeremannya juga saya tidak merasa ada masalah, begitu pula saat motor kembali digas. Hanya saja, saya sedikit takut untuk selap-selip dengan kencang di antara mobil karena spionnya cukup besar, sehingga meski badan motornya muat dan spion sudah diatur, masih berpotensi menyenggol objek lain.
Untuk bahan bakar, motor ini minimalnya wajib memakai Pertamax atau yang oktannya 92. Lalu untuk konsumsi BBM Kymco GP125 di tangan saya alias pengendara wanita, BBM yang dihabiskan adalah sekitar 36,2 km/liter-nya. (Litha/Prob/NM)