10 Tips Ringan yang Terlupakan dan Bikin Motor Cepat Rusak

0
tips-rawat-motor_1
Sering mengecek tekanan ban salah satu tips ringan untuk membuat motor tetap nyaman hingga hemat konsumsi BBM. Foto: Istimewa

Jakarta (naikmotor) – Sepeda motor seperti halnya tubuh manusia, mudah mengalami gangguan ‘kesehatan’ selama digunakan. Ketika memiliki sepeda motor banyak hal yang kerap terabaikan dan kadang melampaui batas kemampuannya.

Akibat kelalaian pemiliknya, seringkali kerusakan motor atau malah mogok di perjalanan mengganggu aktivitas berkendara. Berikut 10 tips ringan yang terlupakan dan bikin motor cepat rusak:

1. Tidak memperhatikan tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrik
Tekanan angin ban yang kurang dari rekomendasi pabrik, bisa membuat boros konsumsi bahan bakar. Dan motor pun kurang stabil.

2. Membuang uang dengan membeli bahan bakar beroktan yang tak sesuai
Mesin sepeda motor saat ini, memiliki rasio kompresi di atas 9,0:1, artinya butuh bensin dengan oktan 90. Oktan yang lebih rendah hanya membuat mesin detonasi. Tenaga pun loyo. Tetapi jika diberi oktan yang lebih tinggi pun tak memberi efek apa pun terhadap performa. Hanya buang duit.

3. Tidak rutin mengecek kondisi oli dan mengganti oli
Dipstick fungsinya untuk mengecek kondisi dan volume oli mesin. Manfaatkanlah. Oli yang terlalu kotor karena jarang diganti hanya membuat mesin kerja keras karena pelumasan tidak optimal, boros bahan bakar.

4. Lupa membersihkan, melumasi dan menyesuaikan rantai
Rantai yang tidak dilumasi akan mudah kendor, berisik, dan putus. Jarang disesuaikan pun akan membuat rantai kendor, pada suatu saat akan terlepas, atau mengunci ban, pada kecepatan tinggi, motor bisa jatuh.

5. Tidak pernah menggunakan pembersih injektor atau menguras karburator
Bensin terkadang mengandung aditif yang  bisa menggumpal, dan menyumbat injektor. Jika demikian, maka motor pun bisa mogok.

6. Lupa melumasi dan mengatur kabel throttle, kopling dan rem
Perkabelan mekanis gerak tersebut perlu pelumasan, jika tidak tarikannya bisa berat, atau mudah putus.

7. Lupa mengecek tegangan aki, dan merawat kutub-kutubnya
Tegangan aki di bawah voltase normal (12V) menandakan aki yang harus diganti. Kebanyakan motor saat ini menggunakan starter elektris. Aki mati maka siap-siap mengengkol untuk menyalakan motor.

8. Lupa mengecek dan mengganti oli final drive
Pada motor berpenggerak CVT atau kopel, pada hub roda belakang dilumasi oli transmisi. Agar tarikan mesin tak berat periksa kondisi olinya secara rutin dan kalau perlu ganti.

9. Tak mengganti minyak rem
Rem cakram hidrolik sepertinya sudah umum. Sayangnya minyak rem bersifat menyerap uap air, maka kemampuannya pun berkurang. Lama-lama kelamaan air yang terperangkap bisa membuat gejala angin palsu, rem pun tak berfungsi.

10. Tidak membaca owner’s manual atau buku petunjuk kepemikan
Padahal dalam buku tersebut banyak hal yang membuat pemilik semakin mengenal motornya, mulai soal kebutuhan oktan bensinnya, tekanan angin ban yang sesuai, bahkan hingga perawatan yang bisa dilakukan sendiri oleh pemilik. Serta batasan garansi dan hal-hal yang bisa membatalkan garansi.(Afid/nm)

LEAVE A REPLY