NaikMotor – Dalam masa transisi kenormalan baru, PT Astra Honda Motor (AHM) penjualan produknya mulai menggeliat. Skuter matik andalan AHM dalam masa transisi New Normal tersebut, sebab hingga kini telah menyumbang penjualan sebesar 86%.
AHM membeberkan penjualan sepeda motor mulai berputar seiring dengan dibukanya kelonggaran PSBB atau masa transisi. Hal ini ditandai adanya inden sepeda motor Honda.
“Mulai Juni, ekonomi mulai bergerak ditandai dengan adanya demand sinyal inden. Utamanya Honda Scoopy,” terang Direktur Marketing AHM Thomas Wijaya dalam Halal Bihalal Virtual AHM, (11/6/2020).
Sebagai informasi, selama pandemi Virus Corona, industri sepeda motor salah satu korbannya. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI memperkirakan penjualan merosot sekitar 40-46 %.
AHM sebagai salah satu produsen terbesar sepeda motor di Indonesia juga terpaksa mengoreksi target penjualannya. “Awalnya 4,8 juta unit setahun, kita koreksi sekitar 2,8-3 juta unit motor pertahun. Ini inline dengan dampak di pasar,” imbuh Thomas.
Dalam masa Pandemi ini,skuter matik andalan AHM, seperti Honda Beat dan Scoopy. Model matik hingga bulan April 2020 memberikan kontribusi penjualan mencapai 86% kisaran kontribusi 7,9%.
Yohanes Loman selaku Excecutive Vice President AHM mengungkapkan bahwa terpukulnya penjualan sepeda motor juga ditunjang dengan kondisi lembaga pembiayaan yang juga terpuruk.
Selama ini AHM mengandalkan penjualan motor dari sistem pembayaran kredit yang mencapai 70 persen. Sehingga, ia berharap semua sektor yang terkait dengan industri sepeda motor bisa bahu membahu untuk terus bertahan. “Saat ini kita menjaga suplayer dan jaringan termasuk lembaga pembiayaan agar tetap bisa survive,” jelasnya.
Thomas juga menjelaskan bahwa AHM masih berharap pula dari penjualan ekspor. Dengan mulai dibukanya lockdown di sejumlah negara Asia seperti Thailand, Vietnam dan Jepang. Di beberapa negara Asia dampak Corona ini lebih dulu dari Indonesia sehingga saat ini beberapa diantaranya sudah mulai beraktivitas normal.
Saat ini, AHM mengeskpor CBU ke Filipina dan CKD ke Jepang, Thailand dan Vietnam. “Kita masih mencari celah dari kebijakan dari masing-masing negara tersebut. Harapannya market bisa naik dengan dibarengi pertumbuhan volume maupun dari varian yang bertambah,” tutup Loman. (Daus/Prob/NM).
