Pra PON Balap Motor, Potret Kiprah Pembalap Terbaik Daerah

0
Hasil-Pra-PON-Balap-Motor-kelas-150cc_1
Kiprah pembalap daerah di Pra PON Balap Motor tidak bisa dianggap enteng karena terbukti mampu memberikan kejutan di kelas 150cc. Foto: Didit

Sentul (naikmotor)- Pra PON cabang olahraga Balap Motor telah menyelesaikan untuk kelas 150cc dengan memperlihatkan dominasi tim kuat DKI Jakarta melalui pembalap Rafid Topan Sucipto. Meski demikian, kiprah pembalap daerah tidak bisa dianggap enteng.

Bila sebelumnya hanya bisa melihat kiprah pembalap terbaik Indonesia di satu event tertentu seperti Motoprix, Yamaha Cup Race, Sunday Race R Cup Series, Honda Racing Championship, Kejurnas IRRC hingga ARRC, maka di Pra PON Balap Motor, semuanya berkumpul.

Dari line-up pembalap yang ada, terlihat di atas kertas tim-tim kuat yang memiliki barisan pembalap kuat akan mudah memenangkan tiket menuju PON XIX Jawa Barat tahun depan. Sebut saja, DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan yang dihuni para pembalap papan atas.

Namun, siapa sangka Hariadi (Sulawesi Tengah) dan Handy Tuahatu (Sulawesi Tenggara) mampu memberikan perlawanan di saat race penyisihan grup.Di grup A, Hariadi mampu mengimbangi perlawanan pembalap senior Fitriansyah Kete (Kalimantan Timur)dan mendudukannya finis di posisi kedua di bawah Rafid Topan Sucipto (DKI).

Sementara Handy Tuahatu di grup B memberikan tontonan menarik berduel dengan Sigit PD (DIY) hingga bisa merebut posisi runner-up sepanjang 15 lap. Sayang di saat final race, Handy terkendala motor dan akhirnya tidak mampu menyelesaikan lomba.

Siapa sangka juga Wahyu Widodo (Jawa Barat) masuk final race dengan susah payah melalui babak last change atau play-off di luar 10 besar penyisihan grup. Atau halnya Ifos Rianda (Riau) yang masuk last change dan kemudian gagal finis di final race.

Menurut R Fadhil, pembalap Papua Barat, melesatnya para pembalap daerah yang kurang diperhitungkan adalah karena mereka tidak mendapat penjagaan sejak awal free practice.

“Para pembalap biasanya sudah memilah lawan berat dari daerah mana yang harus diwaspadai sehingga pembalap yang kurang diperhitungkan akhirnya bisa ke depan, “ jelas Fadhil.

IRC-Pra-PON-Balap-Motor-MX-King

Dan sekali lagi, faktor dari undian motor juga ikut memengaruhi performa pembalap, banyak yang mengeluhkan kondisi motor tidak mendukung digunakan saat balapan. Termasuk part modifikasi salah satunya fotstep.

“Namanya juga motor standar dealer dipakai balapan kita tidak tahu kondisi sepenuhnya meski sudah diganti knapot dan footstep racing. Apalagi tidak didukung ketersediaan spare part,” keluh Rudi Hadinata salah satu offisial dari tim Jawa Barat yang mendapat jatah dua tim karena berlaku sebagai tuan rumah.

Meski demikian, pihak ban IRC yang ditunjuk untuk menjadi penyuplai ban untuk kelas 150cc, meski dengan persiapan mepet, mampu memberikan layanan maksimal.

“Kita diberitahu hari Jumat untuk bisa ikut di Pra PON menyuplai ban balap Yamaha MX King 150. Ban slick IRC Fasti 1 sudah teruji hingga 80 lap di Sirkuit Gokart ini, sementara perkiraan total lap di Pra PON ini sekitar 60. Bedanya bisa 2-4 detik memakai ban slick,” jelas Dodiyanto, product development PT Gajah Tunggal Tbk yang membawa tiga unit mesin pengganti ban.

Nah, belajar dari kelas 150cc, tentulah untuk kelas 125cc yang akan menggunakan Honda Blade 125 injeksi, setiap daerah akan lebih teliti mempersiapkan motornya.

“ Bila kelas 150cc disuplai oleh Yonk Jaya untuk part modifikasinya seperti knalpot dan footster dan dipasang di dealer Yamahanya, maka untuk Honda Blade 125 diserahkan kepada AHRS yang sanggup setelah kita tawarkan ke bengkel-bengkel lain. Kembali lagi persoalan spare part, khususnya soal kopling manual di Blade ini yang butuh modifikasi khusus,” urai Frans Tanujaya, Kabid Olahraga Roda Dua PP IMI.

Nah, pertarungan di kelas 125cc yang akan berlangsung Kamis (5/11/2015) tentu akan sengit, karena akan melombakan petarung-petarung muda di bawah 20 tahun. Di kelas ini, kekuatan tampaknya lebih merata, meskipun nama-nama Awhin Sanjaya, Syahrul Amin (Papua Barat), AM Fadly, Willy Hammer (DKI), Rheza Danica (DIY), Gerry Salim (Jatim) patut dicermati.

Panitia membolehkan setiap pengprov mendaftarkan pembalapnya 30 menit sebelum race penyisihan tiap grupnya. Dengan demikian, lagi-lagi strategi tim dibutuhkan. Dan ingat, Pra PON ini tujuannya hanya meloloskan nama provinsi saja.(Arif/nm)

LEAVE A REPLY