Sepang (naikmotor) – Sebagai pembalap kawakan dan yang paling senior di MotoGP, Valentino Rossi tentunya tahu semua strategi hingga akal-akalan yang pernah dilakukan oleh seterunya. Lantaran Ia pun terkadang mengakali lawan-lawannya untuk meraih kemenangan. Namun di MotoGP Australia pekan lalu, ternyata pembalap asal Italia itu mencium strategi aneh seteru-seterunya.
Yap, kali ini Ia mengklaim bahwa Marc Marquez memiliki potensi untuk meraih kemenangan dengan cara menjauh dari rombongan tiga pembalap lainnya. Yaitu Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Andrea Iannone. Namun Rossi menilai bahwa Marquez tak melakukannya karena mungkin masih ada rasa sakit hati beberapa kali ditekuk oleh Rossi di awal musim.
“Marquez punya performa yang jauh lebih baik di Australia. Tapi Ia sengaja bermain-main dengan kami untuk membuat Lorenzo bisa melesat jauh ke depan dan menyusulnya. Namun karena Lorenzo tak mampu melakukannya, maka Ia pun menyusul dengan cepat pada lap terakhir. Kesannya Ia ingin ada pembalap lain yang mengisi posisi antara aku dan Lorenzo. Sehingga defisit poinku di klasemen jadi lebih besar,” prediksi Rossi.
Anggapan Rossi bisa jadi benar namun juga sangat mungkin salah. Namun sebagai pembalap yang sudah lama memakan asam garam di balap motor bergengsi dunia itu, Ia tak bisa membohongi perasaannya.
“Jelas Marquez ingin Lorenzo meraih titel juara dunia musim ini. Ia punya dendam pribadi padaku karena Ia merasa bahwa saya yang menjadi penyebab Ia jatuh di MotoGP Argentina. Kemudian di tikungan S terakhir MotoGP Belanda, Ia pikir bisa menang dan memikirkan hal itu lalu marah-marah seperti anak kecil. Mungkin Ia berpikir, jika saya tak menang, maka Anda juga tak bisa menang,” klaim Rossi seperti dilansir crash.net.
Rossi sendiri merasa bahwa Marquez bukanlah batu sandungannya di kejuaraan kali ini. Namun sekarang Ia mengambil peran seperti itu. Sehingga Rossi yang mencium adanya strategi lain Marquez ini, menjadikan Rossi mulai berang pada Marquez.
“Sekarang saya baru mengerti, Ia juga melakukan apa yang saya lakukan. Seperti yang saya lakukan pada Stoner di MotoGP 2008, Ia melakukannya pada saya di MotoGP 2013. Awalnya saya tak percaya, tapi rasanya ini jadi kenyataan. Apakah Ia benar-benar mengidolakanku? termasuk memasang posterku di kamarnya? Saya tak yakin. Suatu saat saya akan menengoknya. Saya lebih suka bertarung dengan Max Biaggi. Ia kasar dan saya juga bisa berlaku kasar. Tapi ini jelas, kami bermusuhan dan jujur bahwa kami saling membenci.”
Tentang analisis dan klaim yang diberikan Rossi ini, pastinya bakal mulai mengubah perilaku pembalap kawakan itu. Paling tidak dua seri terakhir, Ia harus menyingkirkan Lorenzo sekaligus Marquez saat bertarung. (Spy/NM)