Sidrap (naikmotor) – Motoprix akhirnya memiliki juara nasional,salah satu pencapaian tertinggi bagi seorang pembalap yang telah berjuang dengan segala kemampuannya demi mencetak prestasi.
Tiga pembalap masing-masing Andi Farhat (Sulsel) sebagai juara di kelas MP 1, Januar Deden (Sulteng) sebagai juara di kelas MP2 dan Awhin Sanjaya (Jabar) sebagai juara di kelas MP3 dan MP4.
Inilah puncak balapan antarregion yang dihelat di Sirkuit Puncak Mario Rappang Sidrap dan dirancang dengan konsep balap malam, Sabtu (17/10/2015).
Meski tidak semua juara mengikuti grand final Motoprix 2015, namun tidak membuat balapan menjadi sepi, justru meriah dengan kehadiran para pengunjung menonton local hero tampil.
“Suasana balapnya lebih ramai dari MotoGP Australia, karena ada pembalap tuan rumah yang sangat menguasai lapangan dan jagoan-jagoan dari region Jawa serta Kalimantan yang skillnya bagus. Jadi setiap belokan sagat tegang buat para tim crew team dan penonton, “ ujar Frans Tanujaya, Kabid Olahraga Roda Dua PP IMI.
Bagaimana dengan penghitungan poin yang menentukan juara nasional Motoprix 2015?
“Jadi, poin yang dibawa dari region ditambah dengan poin race 1 dan race 2 pada grand final dan dikecilin lagi poinnya jadi 25.Karena pertimbangan balap malam, dari biro roda dua membuat dua race saat grand final,” papar Frans.
Seperti contohnya Syahrul Amin dari Yamaha Yamalube NHK IRC Nissin NGK Bahtera Racing Team yang menjadi juara seri grand final Motoprix di kelas MP1. Meski mendapat poin 45 hasil dari runner-up di race pertama dan juara di race kedua, karena Syahrul hanya berada di posisi ketiga di region II Jawa dengan 16 poin, maka poinnya kalah berselisih 4 angka dari juara nasional MP1, Andi Farhat dari Astra Motor Racing Team Sulsel yang sukses mengumpulkan 45 poin dan berbekal ppoin 25 dari region..
Menurut Frans, kehadiran para tim di grand final Motoprix 2015 patut diapresiasi.” Memang ada subsidi buat transportasi dan lain-lain tapi semuanya balik lagi ke motivasi dan mental baik tim maupun pembalapnya. Contoh seperti tim Bahtera Racing yang mau maju meskipun datang terlambat namun tetap bertanding,” sebut Frans.\
Sementara pemilik tim Yamaha Trijaya, Rudi Hadinata, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap penyelenggaraan grand final Motoprix 2015. “Servis panitia setempat istimewa. Mulai dari jemputan sampai penginapan dan transportasi semuanya disediakan gratis. Termasuk mendapat mobil inventaris, bukan bus yang dinaikin ramai-ramai. Kita jadi lebih fokus ke balapan karena enggak mikirin lagi hal-hal yang begituan,” jelas Rudy yang mengantarkan pembalapnya, Awhin Sanjaya menjadi juara nasional di kelas MP3 dan MP4. (Arif/nm)