Jakarta (naikmotor.com) Sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) sepeda motor berharap pemerintah segera membangun sirkuit baru bertaraf internasional yang representatif. Menurut APM motor Indonesia tak seharusnya kalah dengan Malaysia yang punya sirkuit Sepang.
Keberadaan sirkuit lagi selain Sentul akan meningkatkan kemahiran pembalap Indonesia sehingga mampu bersaing dengan rider kelas dunia.
Keinginan kehadiran sirkuit baru pernah diutarakan pihak Yamaha Indonesia beberapa waktu lalu. Selain alasan karena penjualan otomotif Indonesia yang terbesar di ASEAN, juga lantaran balapan di Tanah Air kian semarak.
Untuk membangun sirkuit yang layak setidaknya dibutuhkan dana Rp 2 triliun dengan luas lahan sekitar 200 hektar. “Misalnya, katakalah harga tanahnya Rp 100 ribu per meter, maka paling enggak kita butuh uang Rp 2 triliun,” ujar Muhammad Abidin, GM After Sales & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Lantaran butuh biaya besar, jumlah tersebut tentunya dengan harapan pembangunannya turut melibatkan pihak ketiga, selain pemerintah dan investor, juga Asosisasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Harapan APM roda dua adanya sirkuit lagi selain Sentul ditangapi pihak Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan PT Pertamina Lubricants. Robert Tamara, Sekjen PP IMI mengatakan, pembangunan sirkuit harus menyertakan APM sepeda motor. Dengan penjualan lebih dari 7 juta unit keterlibatan pabrikan sepeda motor, di samping mobil, bisa memberikan peran yang signifikan.
Namun demikian IMI berharap produsen roda dua tidak hanya meminta, namun turut berperan penuh, dan mendorong anggota AISI lain turut “patungan” bikin sirkuit yang bagus. Di situ setidaknya ada 4 pabrikan yang jualannya laris, Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki.
“Para produsen motor jangan mikirin jualan saja, dan minta dibikinin sirkuit bagus. Marilah kita bangun sirkuit secara bersama-sama, jangan sekadar mementingkan jualan sebanyak-banyaknya,” imbuh Robert.
Harapan produsen motor dan IMI turut didukung Pertamina. Melalui Rifky E. Hardijanto, Sales & Marketing Director PT Pertamina Lubricants, Pertamina mendukung keberadaan fasilitas balap yang bersimbiosis dengan kemampuan pembalap Indonesia. Namun membangun sirkuit bukan perkara mudah. Rencana usulan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membangun sirkuit di Marunda Jakarta, tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh perencanaan matang, terutama akses jalan, lahan parkir dan fasilitas sirkuit yang lain.
“Kita Pertamina akan mensupport pembangunan sirkuit. Tapi aksesnya bagaimana? Perlu pertimbangkan akses masuk, baik bagi peserta, ofisial, maupun yang terutama adalah para penonton,” tanya Rifky.
Bikin sirkuit di Jakarta terbilang sulit dilakukan mengingat terbatasnya lahan yang tersedia. Jangan membandingkan dengan negara tetangga Malaysia.
“Sepang itu dibangun di area perkebunan sawit, tidak ada penduduk di sana, aksesnya luas, mudah masuk dari mana saja, tidak macet kayak Jakarta. Nah di Sentul aja tidak ada balapan macet, bagaimana kalau ada event. Kalau di sana (Malaysia), ada 3 akses masuk menuju Sepang. Semuanya bebas dari macet,” tutup Rifky.(zr/nm)