NaikMotor – Susah memang kalau sudah kepincut, mau muter-muter seperti apapun pasti balik lagi ke awal. Hal itu pun terjadi oleh Ari Supriyanto yang kembali menambah koleksian dengan Yamaha Alfa 1989 di garasi rumah.
Sebelumnya Yamaha Alfa milik Ari sudah pernah kami tulis di NaikMotor.com, tapi kala itu beramai-ramai dan beda motor. Nah kali ini, sesuai janji, kami ulas terpisah motor milik punggawa bengkel kustom Protechnic di Rempoa, Tangsel.
“Ini beda dengan yang waktu itu. Kalau yang itu warna biru orinisilan, sedangkan ini warna hitam restorasi. Tahunnya masih 1989, Alfa Gen 1 dengan ciri fork depan, sok belakang, swing arm dan blok mesin warna silver,” buka Ari.
Meski biasa menangani motor kustom, pria yang besar di kota Solo, Jateng, ini memang suka dengan retro cub khususnya Yamaha Alfa dan Champ. Buat dia, restorasi bebek tua 2-tak lebih menantang ketimbang 4-tak.
“Restorasi Yamaha Alfa atau bebek 2-tak lebih gimana ya. Soalnya barangnya juga susah menurut saya dibanding 4-tak yang sekarang banyak pemainnya. Di Jawa (2-tak) memang masih banyak, tapi kalau kita ngikutin harga pasar, walah..,” katanya.
Tak pelak proses restorasi motor ini menghabiskan waktu lumayan lama. Bukan hanya lantaran barangnya relatif sulit, tapi Ari ingin mendapat barang ori dengan harga di bawah pasaran yang menurutnya sudah kelewat mahal.
“Kalau mau cepet bisa saja, tapi saya ndak mau. Kesulitan paling besar itu mencari harga yang murah atau setidaknya nyari harga yang lebih pantes. Mau cepet bisa saja cuma selisihnya nanti bisa separuhnya,” katanya.
Ari mencontohkan beberapa parts kecil yang harganya selangit. Seperti emblem aII di sayap depan dan bodi kiri kanan yang harganya bisa mencapai Rp 1,5 juta, atau speedometer yang sampai harus merayu-rayu Polaris.
“Hampir semuanya baru di motor ini, saya cari parts-nya kemana-mana, paling jauh saya dapat parts dari Medan, itu yang paling susah menurut saya. Kalaupun belum keliatan di sini seperti spion atau tutup rantai karena barangnya belum saya pasang,” katanya.
“Saya kenal sama salah satu toko, saya kasih dia list barang, ada banyak, saya udah nunggu lama, dan dia punya barangnya, tapi terakhirnya setelah dia liat lis barang saya dia bilang, ‘gak jadi saya jual.’ Karena dia juga punya Alfa dan Champ seperti saya,” katanya.
Ditanya kenapa suka sekali dengan Yamaha Alfa dan Champ, Ari menjawab keduanya motor impiannya saat masih berseragam. Ia pernah pakai Alfa saat SMP, selain sosoknya yang sporti banyak nilai sentimentil yang ikut dipelihara.
“Waktu saya SMP itu motor yang keren ya ini. Buat tarik-tarikan. Di Solo waktu itu yang pakai Alfa anak gaul, beda dengan Star atau Prima yang anak biasa (kuper) dan motor orang tua. Saya SMA kecelakaan ya juga pakai motor Alfa,” pungkasnya.(Agl/nm)