Wheels of Wanderer Sumba: Semangat Pantang Menyerah dari Timur Indonesia

0
Wheels of Wanderer Sumba
Perjalananan ke Sumba ikut megeksplorasi budaya Indonesia Timur. Foto: Kevin Latumaelissa

NaikMotor : Sekumpulan penggemar motor klasik dan penggila touring usai menyelesaikan ekspedisi Wheels of Wanderer Sumba pada akhir September lalu, mengeksplorasi semangat pantang menyerah dari Timur Indonesia.

Menurut cerita Teddy Sanjaya, kreator Wheels of Wanderer Sumba, ide melakukan perjalanan menuju kawasan Timur Indonesia berasal dari pesan di Whatsapp dari seorang Doktor, penyuka motor BMW klasik.   “Son, kapan kita ke Timur, aku udah 75 tahun lho. Bisa jadi ini touring terakhirku,” tulis Teddy menuturkan pesan dari Pak Bambang, seorang Doktor yang pernah jadi Dosen Universitas UI Fakultas Hukum, ihwal  perjalanan menuju Timur indonesia. Setelah terlibat pembicaraan, akhirnya mereka memutuskan untuk ke Sumba.

Motor-motor yang disiapkan ada Triumph milik Pak Bambang yang akan dipakai Leh Kong Hilbilly asal Thailand, juga BSA Golden Flash punya Walik yang akan digunakani oleh Fami isa asal Malaysia. “ Mereka adalah sahabat kami yang 3 tahun terakhir selalu ikut kami bila touring di pulau-pulau  Indonesia, selain tim yang sudah biasa bareng, seperti Pak Agung dengan BSA 56-nya, Yudi dengan WLA, Mas Bre dengan Indian Scout-nya dan saya dengan WLC,” beber Teddy.

Sementara tambahan rombongan anggota baru yang bergabung di perjalanan kali ini yaitu sepasang suami istri asal Tasikmalaya Kang Dody & Cessa, Rizky asal Jogja dengan BSA A65, Apuk dengan BMW GS, Mang Syafei dengan Norton 500cc anggota MAC Lampung setelah ikut jambore di Pati, juga pak Ruslan ketua MAC Bandung yang bergabung di Lombok dengan Ural sespannya.

Namun, pada tanggal 24 September, ada kabar Pak Bambang sakit DB  dan harus dirawat inap di RS di Jogja. “ Walaupun Mas Bambang ngeyel tetap mau berangkat tapi melihat kondisinya, saya minta untuk istirahat yang cukup dulu. Akhirnya baru tanggal 26 September kami memulai perjalanan,” ujar Teddy. Setelah semua berkumpul di Lombok, mereka melanjutkan perjalanan ke Sumbawa dan  menyeberang ke Sumba dari Sape memulai Wheels of Wanderer Sumba 2017.

“ Ini pertama saya ke Pulau Sumba dan ketiga ke Indonesia Timur. Tentu Sumba memiliki daya tarik tersendiri, diawali start dari Pelabuhan paling barat di Sumba yakni Pelabuhan Waikelo, kami menyambangi Desa Tarung di Waikabubak,” kisah Teddy.

Sepanjang perjalanan, udara lebih segar terasa, mungkin karena kendaraan yang tidak begitu padat di pulau itu. Antrian panjang di SPBU dan penjual bensin eceran di seberangnya, adalah pemandangan lumrah di sana. Sampai di Desa Tarung, mereka disambut baik oleh warga desa. Yang biasanya pengunjung  berfoto di desa adat yang sudah berumur ratusan tahun dengan kuburan batu  di tengah desa, kali ini giliran penduduk desa yang heran melihat motor-motor tua yang barupertama kali mengunjungi desa itu…

Setelah banyak berbincang, mereka melanjutkan perjalanan ke Waingapu, namun saat melakukan perjalanan terbagi menjadi 2 kelompok. Grup yang di belakang 5 motor mendapat kabar dari Pak Bambang yang ternyata menyusul naik pesawat ke Waikabubak, sementara  5 motor lagi sudah dekat dengan Kota Waingapu. Akhirnya 2 team explore barat & timur sumba, di hari ke 3   akhirnya berkumpul di Waingapu, lalu diputuskan untuk pulang dengan menyeberang ke Pelabuhan Aimere Flores. Sesampainya di Aimere, mereka menjadi 2 kelompok, masing-masing  3 motor BMW R51 Pak Bambang, BSA Pak Agung, juga mang Pei ke Larantuka, sisanya, Teddy, Mas Bre, Kang Dody, Kong Hilbilly, Cessa dan Fami juga Kevin sang fotografer asal Lombok ke Labuhan Bajo. “Sementara Mas Bambang ketel lanjut ke Kupang, Risky dan Apuk memutuskan untuk pulang karena cuti sudah habis,” tandas Teddy.

Perjalanan pulang ini diawali dengan tikungan-tikungan yang enggak pernah berhenti hingga Labuan Bajo, lalu jalan halus Sumbawa. Kondisi motor yang sudah mulai lelah mangharuskan mereka untuk membenahinya saat tiba di Bali. “ Di sana saya bertemu petualang yang sudah seperti setrika beberapa bulan terakhir bolak-balik dari  Barat ke Timur Indonesia, dia adalah Ferry Kana anggota dari klub Bikers Brotherhood,” sebut Teddy.

Mereka menyelesaikan perjalanan ini sampai jogja tanggal 17 Oktober, banyak cerita yang kalau di ceritakan akan memakan banyak halaman, namun Indonesia Timur mengajarkan kerja keras dan pantang menyerah yang terpancar dari semangat masyarakatnya. Walau pemerintah pusat belum maksimal menggapai Indonesia Timur baik dari infrastruktur ataupun mutu pendidikan dan sarananya yang layak.

Dalam perjalanan Wheels of Wanderer Sumba, mereka disuport oleh FMC Speedsuply yang memberikan hoody yang nyaman untuk dipakai di kondisi panasnya Sumba namun tetap adem. Begitu juga windbreaker yang melindungi tubuh dari hujannya Flores, dan t shirt keren yang kami gunakan selama di perjalanan ke Indonesia Timur. (Arif/nm)

LEAVE A REPLY