NaikMotor – Momen spesial terjadi ketika salah satu pentolan Koes Plus, Yok Koeswoyo dipertemukan lagi dengan motor lamanya Suzuki A100 hasil restorasi Tommy Dwi Djatmiko alias Mastom dari Mastomcustom di Indonesia Motorcycle History (IMH) 2017, Minggu (30/7/2017).
Om Yok begitu sapaannya, yang masih lincah di usia senjanya mengaku senang bisa bertemu lagi motornya yang sudah 30 tahun lebih tidak ia lihat. Apalagi motor yang ia beli pada 1974 tersebut sudah berkali-kali pindah tangan ke berbagai orang.
“Motor ini dulu saya kasih ke saudara, waktu itu salah satu manajemen saya. Kemudian dijual tapi tidak tahu ke siapa, ternyata waktu saya lihat BPKB-nya lagi (setelah diberitahu Mastom) yang beli paman saya juga di Tuban. Tapi abis itu enggak tahu lagi siapa,” katanya kepada NaikMotor.com
Ketika tudung dilepas Om Yok langsung memandangi motor lamanya, dan kemudian bertepuk tangan sambil mengurai senyum layaknya anak kecil mendapat hadiah karena mendapat rangking di kelas. “Dulu warnanya merah,” katanya sambil tersenyum memegang tangki motor tuanya.
Usai haru dengan motornya, Om Yok bicara sepatah-dua patah kata soal motornya. Soal bagaimana motor itu menemaninya di awal medio 70-an, dan bagaimana iya suka Suzuki. “Motor saya Suzuki, dan ketika beli mobil saya juga ada Suzuki Sierra,” katanya.
Soal perubahan warna diakui Mastom memang menjadi fokusnya dalam restorasi Suzuki A100 Yok Koeswoyo. Pria lulusan seni ini mengaku mengubah warna dari merah ke hijau sebab warna itu adalah interpretasi dia terhadap sosok Koes Plus, bukan hanya Yok Koeswoyo secara individu.
“Awalnya saya pikir warna apa yang paling menggambarkan Koes Plus dan saya pilih turquoise metallic. Selain itu pertimbangannya, kalau saya balikin warna ke merah lagi, itu cuma sekadar membalikkan memori Om Yok. Tapi ketika ada interpretasi saya, saya harap itu lah poinnya,” kata Mastom.
Proses restorasinya sendiri kata Mastom belum selesai, sebab ada beberapa bagian yang belum lengkap. Ia juga berharap pihak Suzuki Indonesia dapat membantunya merapihkan motornya. Uniknya, motor ini nantinya diwariskan Mastom kepada Museum Koes Plus ketika ia meninggal.
“Saya kasih ke museum Koes Plus kalau sudah enggak ada. Makanya Om Yok bingung, dia bilang ‘kamu itu susah-susah cari motor saya, kamu betulin eh kamu malah mau kasih lagi ke saya’ kata Om Yok. Saat dia bilang gitu, itulah kepuasan saya bangun motor ini,” pungkas Mastom.(Agl/NM)