Ducati Singkirkan Fairing Winglet Baru, Lorenzo Pakai Tuas Rem Skuter

0
Lorenzo pakai tuas rem skuter
Ducati menggunakan fairing model lamanya di MotoGP Qatar. Foto: Ducati

NaikMotor – Ducati akhirnya menyingkirkan fairing depan baru berdesain radikal yang diujinya di Qatar dan kembali menggunakan model lama. Di sesi latihan pertama Lorenzo pakai tuas rem skuter untuk membantu pengereman belakang.   

Fairing Hammerhead yang menghebohkan itu akhirnya tak jadi digunakan oleh duo Ducati di sesi pembuka MotoGP Qatar, padahal cukup membantu Dovizioso kala tes. Hal berbeda dengan Yamaha Suzuki yang lanjut memakainya, sementara Honda dan Aprilia juga kembali ke model sebelumnya.

Angin Losail memang menyulitkan para pembalap mengendalikan motor sekaligus mengembangkan kecepatan termasuk karena soal kondisi lintasan yang kurang baik. Pencapaian Lorenzo di urutan kelima di FP1 MotoGP Qatar termasuk baik ketimbang dengan rekannya, Dovizioso yang hanya mampu di posisi ke-11 karena tidak sempat mengganti dengan ban lunak.

“Saya masih tidak merasa nyaman di atas motor,” kata Lorenzo. “Saat pengereman, saya tidak dapat menggunakan rem belakang secara optimal hingga membuat  saya kurang percaya diri seperti halnya dalam tes. Semakin sedikit grip di trek,  semakin besar masalah saya. Saya harus  memiliki banyak energi untuk mengendalikan Ducati di segala kondisi agar lebih mudah dikontrol. Kekuatan Ducati adalah pada rem dan trek lurus ,” sebut Lorenzo.

Salah satu trik untuk memudahkan Lorenzo mengerem roda belakang adalah melalui pemasangan tuas tambahan di dekat kopling.  Hal ini memungkinkan karena dengan teknologi seamless gerak tuas kopling hanya digunakaan saat pertama pertama laju. Dan ternyata Lorenzo pakai tuas rem skuter untuk bisa  menghentikan laju roda dari lontaran power 280 hp Ducati Desmosedici 17-nya.

Foto: GPOne

“Angin memberi saya masalah dan hanya punya sedikit grip dengan ban keras,” jelas Lorenzo menyimpulkan dari hasil FP1. “Dalam keadaan seperti ini, Viñales sangat mengesankan, ditambah  kondisi lintasan kotor lebih buruk daripada saat tes. Hanya, ketika gunakan  ban lunak, perasaan saya menjadi lebih baik. Kami dalam dilema, ban lunak terlalu lembut dan terlalu cepat, sementara dengan kompon keras kita tidak kompetitif dan tidak mampu membuat waktu konstan setiap  putarannya,” beber Lorenzo lagi. (Arif/nm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here