NaikMotor – Salah satu faktor yang menentukan bagi seorang pembalap untuk tampil juara adalah soal mental. Dan mentalitas Marc Marquez ikut menentukannya menjadi juara dunia MotoGP 2016.
Tak harus selalu seorang pembalap apalagi sudah meraih titel juara dunia tahun sebelumnya, meraih kemenangan terus dan terus. Ada kalanya performa motor atau setup yang tidak sesuai dengan kondisi trek dan lain sebagainya. Namun Marc Marquez dulu tak percaya akan hal tersebut, hingga akhirnya Ia belajar banyak di musim 2015.
Kita bisa melihat faktanya, di MotoGP 2015 Ia sebenarnya tampil sangat kompetitif. Tapi Ia kehilangan banyak momentum karena terjatuh atau kalau tidak mengalami insiden kecelakaan karena bersenggolan dengan pembalap lain. Ini menjadi pelajaran berharga baginya tahun ini. Apalagi di saat kondisi motornya tidak kompetitif sejak awal musim, Ia harus belajar menerima posisi finish yang tak begitu kompetitif.
Tapi hasilnya, lantaran Ia konsisten finish, pembalap asal Spanyol itu langsung mampu mengunci titel juara dunia di MotoGP Motegi, Jepang (16/10/2016) dengan tak terduga. Ia beruntung karena duo pembalap Yamaha yaitu Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi terjatuh dan tak dapat melanjutkan balapan.
“Meraih titel juara dunia kali ini saya rasa tidak mudah seperti kelihatannya. Saya belajar banyak untuk tidak harus selalu tampil agresif jika memang tak mungkin melakukan itu. MotoGP 2015 adalah bukti valid bahwa motor kompetitif dan tampil agresif tak selalu berbuah hasil terbaik,” papar Marquez.
Marquez melanjutkan, bahwa jika bukan karena timnya, Ia mungkin takkan bisa meraih titel juara dunia tahun ini. Pasalnya Ia selalu melihat balapan sebagai ajang yang harus dimenangkan atau tidak sama sekali. Terlihat, setiap Ia gagal naik podium, Marquez sedikit kecewa namun timnya selalu memberikan penyemangat.
“Setelah mengalami nasib buruk di Le Mans tahun ini, saya mulai tampil lebih moderat. Ketika saya bisa merasakan performa terbaik motor, maka itu bakal saya maksimalkan. Tapi jika tidak, maka saatnya untuk tampil tak ngotot.”
Ini menjadi pertanda kedewasaan pembalap berusia 23 tahun tersebut. Artinya, jika mentalitas seperti ini sudah Ia miliki, maka Valentino Rossi bisa jadi takkan pernah meraih titel juara dunia ke-10 yang Ia impikan selama ini.(Spy/NM)
[…] – Menyusul cedera yang dialami Dani Pedrosa pada MotoGP Motegi, Repsol Honda telah menunjuk Nicky Hayden untuk menjadi tandem Marc Marquez di MotoGP Australia […]