Bandung (naikmotor) – Pelumas atau oli mesin yang berkinerja baik merupakan kebutuhan vital sebuah sepeda motor. Pasalnya, pelumas pada sepeda motor memiliki peran ganda, selain pelumasan komponen metal mesin, fungsi lainnya sebagai penghantar panas mesin ke bagian pendinginan atau permukaan metal seperti crankcase.
Pelumas sepeda motor umumnya bekerja lebih keras karena putaran mesin yang lebih tinggi untuk mendapatkan torsi atau tenaga puncaknya dibandingkan mesin mobil. Oleh sebab itu pergantian oli mesin sepeda motor lebih cepat daripada mobil.
Nanang Sutiha, Instruktur Pelatihan Teknisi PT Daya Adicipta Motora (DAM) menyarankan, “Pergantian oli mesin sepeda motor sebaiknya tiap 2.000km.” Meski demikian sebaiknya luangkan waktu untuk memeriksa kondisi oli setiap minggu, lanjut instruktur senior yang telah berkutat selama 21 tahun menjadi mekanik Honda di Bandung.
Caranya, posisikan sepeda motor dengan standar tengah di tempat yang datar dan berlantai keras. Nyalakan selama 2-3 menit, matikan mesin. Buka dipstick oli dan bersihkan dengan lap. Celupkan kembali dipstick ke bak oli tanpa menguatkannya. Periksa kondisi oli apakah sudah berwarna kehitaman, tanda harus sudah ganti oli. Jika sulit menentukan warnanya, ciumlah sisa oli tersebut, jika sudah berbau seperti gosong bisa menjadi pertanda oli harus diganti.
Jika belum berwarna kehitaman atau berbau gosong, periksa tinggi oli pada dipstick jika sudah mendekati garis minimal, tambahkan oli yang sesuai hingga batas maksimal atau garis tertinggi dipstick.
Mekanik yang kental dengan logat Sundanya itu menyatakan, “Oli yang terlambat diganti akan membuat kotoran dan gram yang menghitam itu kembali bersirkulasi ke sistem mesin, dan menggerus permukaan metalnya, siap-siap saja mendengar bunyi aneh dari mesin nantinya.” (Afid/nm)
[…] tips-tips penting dari Fathona Sorea Nawawi, engineer product development PT Pertamina Lubricants, untuk […]