Kisah Trio Srikandi Jawa Barat di IIMS Scooter GP 2016 Kemayoran

0
Trio_Srikandi_ScooterGP_IIMS_2016
Euis Esmi Luqman, Silviana Octaviani, Trigel Astari Trianida, trio pembalap wanita yang meramaikan ajang IIMS Scooter GP Seri 2 Kemayoran. Foto:Arif

Jakarta(naikmotor) – Pembalap wanita ramaikan ajang IIMS Scooter Grand Prix di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016). Meski belum diberi kelas khusus, trio Srikandi asal Jawa Barat ini memberi warna baru.

Kehadiran pembalap wanita itu menambah keseruan balapan yang digagas Vespa Balap Indonesia (VBI) bekerjasama dengan Dyandra Promosindo dan ikut didukung DC Shoes Indonesia. Jalani debut di balapan tersebut, mereka menunjukan nyalinya yang tinggi dalam membesut skuter melawan para pejantan tangguh.

Silviana Octaviani dari Purwakarta mengaku merasakan pengalaman berbeda saat pertama menyentuh Vespa. Seri kedua Scooter GP ini merupakan penampilan kali pertama Silvia menggeber Vespa, di luar di ajang road race dengan skutik Jepang.

 “Kalau skutik Jepang bawanya lebih enteng, buka gas sedikit motor langsung mengentak, tapi kalau ini (Vespa) enggak kaya gitu, karena bobotnya juga berat,” ucap gadis yang juga atlet basket Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Jawa Barat itu. Saat ini ia tergabung di tim Arayata Gapzo Racing Team. Dan terbukti, Silviana pun membuktikan kemampuannya dengan merebut juara pertama kategori wanita dan mampu mengalahkan para pembalap pria di kelas 40++.

Silviana_Ocktaviani_Arayata_ScooterGP_6
Silviana Octarina

Tak beda jauh dengan Silivia, Euis Esmi Luqman juga menjalani debut di seri kedua ini. Sejatinya ia akan turun di seri pertama, namun kondisi fisik yang kurang bugar memaksanya absen.

Esmi, begitu panggilannya, sudah akrab dengan skuter klasik sejak beberapa tahun ke belakang. Vespa Super jadi teman setianya pergi bekerja sehari-hari.

Di ajang balap, ia pernah merasakan  panasnya atmosfer drag bike saat masih tercatat sebagai siswi SMP. “Dulu main drag, tapi satu hari lagi nyeting kecelakaan, saya terlempar jauh dari motor, tangan kiri patah,” cerita gadis asal Sukabumi. Pasca kejadian itu, kegiatannya di ajang balap terganjar restu orang tua.

Memasuki usia 20 tahun, lulusan Madrasah Aliyah di Sukabumi itu turun di ajang balap Vespa. Orang tua yang awalnya berat hati merestui, akhirnya tergugah melihat ambisi besar putrinya. “Sekarang orang tua dukung, kasih doa supaya selamat saat balap,” ujarnya.

Trio_Srikandi_ScooterGP_IIMS_2016_6
Euis Esmi Luqman

Cerita berbeda disuguhkan Trigel Astari Trianida, yang ada di paddock tim P36 Racing Team. Di ajang balap Vespa, ia sudah tampil di seri terakhir VBI 2015, Desember silam. Restu orang tua tentu ia telah kantongi, walaupun harus bersusah payah membujuk.

Kecintaannya pada skuter retro itu sudah tumbuh sejak kecil. Berawal dari melihat motor milik penjaga sekolah, ia bertekad memiliki barang serupa.  “Waktu SMP kelas dua , saya diam-diam beli Vespa Super Tahun 73, harganya 2,1 juta (rupiah) dengan uang tabungan sendiri. Dua tahun saya sembunyikan di rumah tetangga,” kenang yang asal Bogor Tari dengan sumringah. Sayang, di race final, Tari gagal start karena mengalami masalah teknis pada skuternya.

Trio_Srikandi_ScooterGP_IIMS_2016_3
Trigel Astari Trianida

Di Scooter GP seri kedua, kelas khusus wanita belum dibuka karena beberapa alasan. Untuk mengakomodir peserta wanita yang sudah mendaftar, panitia memasukkan mereka di kategori 40 tahun ke atas. Hal itu dilakukan untuk mengutamakan keamanan mereka. (Yudistira/nm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here