NaikMotor – Seperti makanan, motor kustom pun lahir dari sebuah dapur, dan dapur di sini ialah bengkel atau biasa disebut garage. Sementara sang chef bergelar builder atau sebagian lagi menyebutnya modifikator. Ini yang terlihat dari acara Garage on Stage di Solo.
Sebagai sebuah dapur, garage punya peran yang signifikan. Banyak hal dimulai dari garage, dari karya, pertemanan, kebanggan, pergerakan dan yang pasti sebuah proses dari hal mentah menjadi indah atau lain sebagainya.
Sadar dengan hal itu, Rich Richie Ride Garage membuat gerakan sekaligus acara bertajuk Garage on Stage di markas mereka di Solo, Sabtu (23/2/2019), dengan tujuan memberikan tempat yang sepadan buat sebuah bengkel.
“Garage tidak melulu tentang potongan besi, cuilan batu grinda dan oli, tetapi di bengkel juga bisa buat hangout, ngobrol, santai, bermain musik, dan dari sinilah awal dari sebuah impian,” buka Eko Susanto, owner Rich Richie Ride Garage.
“Tujuan acara ini adalah untuk memberikan pandangan, dan sedikit merubah mindset karena orang menilai bengkel sesuatu yang kotor, banyak oli dll. Di acara ini kita memberikan pandangan kalau di setup, ditata yang oke bisa jadi nilai tersendiri, yang bisa menjual ketika suatu bengkel dibuat dengan gaya yang berbeda,” imbuhnya.
“Di sinilah karya dibuat, ada suatu proses di dalamnya. Di sini juga pertemanan itu ada, besar dan berasal. Saat ini banyak teman lebih suka nongkrong di tempat makan, dan budaya ngumpul di bengkel semakin menyusut. Di sinilah sharing sesion untuk mengangkat cira bengkel lagi,” jelas Eko.
Meski begitu acara Garage on Stage dibuat cair. Kontennya tak lepas dari acara anak motor mulai riding, bbq party, musik dan ada sharing sesion. Namun arena hujan lebat sore hari, acara riding mesti ditiadakan dan langsung ke venue.
“Ada sharing sesion juga dari teman-teman komunitas yang riding ke Sumbawa, NTB. Kita ngomongin persiapan, performa motor lagi. Kebanyakan yang datang teman sendiri yang ingin sesuatu yang beda,” tutupnya.(Agl/nm)
